IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

890 Bandar Narkoba Dipindah ke Lapas, Fredy Pratama Masih Jadi Buron

91D99945 6EEB 4DCE 8B18 827F97D9FFFF
Kabareskrim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada menggelar konferensi pers pengungkapan sindikat bandar besar narkoba jaringan Internasional, Fredy Pratama di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Jakarta, KabarTerdepan.com – Sebanyak 890 bandar narkoba telah dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkumham Reynhard Silitonga saat jumpa pers pengungkapan Transnational Organized Crime (TOC) Narkotika dan TPPU Jaringan Fredy Pratama di Lapangan Bayangkara, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2023).

Responsive Images

Reynhard melanjutkan, ratusan narapidana itu berasal dari berbagai lapas di sejumlah daerah seperti seperti Jakarta, Palembang, Sumatera Utara, dan lain sebagainya.

“Di Nusakambangan, para bandar narkoba itu masuk ke dalam sel dengan pengamanan super maksimum. Mereka berada di satu sel seorang diri,” ungkap Reynhard.

Reynhard bersama pihaknya selalu bekerjasama dengan Bareskrim Polri untuk melakukan upaya pencegahan dan pembinaan.

“Di lapas, kami selalu bekerja sama dengan Polri untuk pengawasan sekaligus pembinaan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Reynhard membeberkan bahwa penyidik menyuta Rp10,5 triliun aset dari sangkaan pasal TPPU berdasarkan hasil kejahatan para tersangka.

Tim Bareskrim, kata Reynhard, menemukan hasil usai melakukan penelusuran terkait
peredaran narkotika yang ada di Indonesia.

Berdasarkan hasil terungkap bahwa peredaran ini bermuara pada satu orang, yaitu Fredi Pratama.

“Yang bersangkutan ini mengedarkan narkoba di Indonesia dari Thailand, dan daerah operasinya yaitu di Indonesia dan Malaysia Timur,” imbuhnya.

Di sisi lain, Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada menambahkan, Fredy Pratama hingga kini masih buron dan belum diketahui di mana keberadaannya.

Jaringan Fredy Pratama terbilang sangat rapi dan terstruktur peredarannya.

“Dari hasil evaluasi oleh tim Bareskrim Polri, ada kesamaan modus operandi yang digunakan oleh para sidikat tersebut, yaitu penggunaan alat komunikasi, yaitu penggunak Blackberry Messengger Interprice, Prima, dan Wayers, saat berkomunikasi,” ujar Wahyu.

Diketahui, Bareskrim Polri bersama dengan Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, Us-Dea, Bea dan Cukai, Kejaksaan, Badan Narkotika Nasional (BNN), Ditjenpas, dan instansi lainnya berhasil menyita 10,2 ton sabu dan 116.346 ekstasi milik jaringan Fredy Pratama.

Pada kesempatan itu, Wahyu Widada juga memberikan penghargaan kepada seluruh pihak terkait atas kerjasamanya dalam pengungkapan jaringan narkoba ini.

Salah satu penghargaan tersebut diberikan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkumham Reynhard Silitonga. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar