IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Tekan Angka Stunting, Bupati Mojokerto Berharap Ibu Usia di Atas 35 Tahun Tidak Hamil

20230929102852 IMG 8646
Bupati Mojokerto dalam program gelora cinta untuk menekan angka stunting (Diskominfo Kab Mojokerto)

Kabupaten Mojokerto, KabarTerdepan.com – Pasangan Usia Subur (PUS) yang terlalu tua atau lebih dari 35 tahun diharapkan tidak hamil lagi, karena usia ibu di atas 35 tahun sangat berpotensi melahirkan bayi stunting.

Hal itu seperti yang disampaikan oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dalam program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Pusyangatra) di Desa Jatirowo, Kecamatan Dawarblandong, pada Jumat (29/9/2023).

Responsive Images

“Karena ada masa sel telur. Makin tua usia ibu, kualitas sel telurnya sudah kurang baik. Maka dari itu apabila masih mengalami menstruasi, dianjurkan memakai KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP),” jelas Ikfina.

Program yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto ini, diupayakan untuk menekan angka stunting.

“Ketika ibu sedang hamil, lengannya tidak boleh kurang dari 23,5 cm. Karena hal tersebut menjadi tanda minimal kecukupan gizi bagi ibu hamil,” jelas Ikfina.

Program yang dihadiri 50 warga yang meliputi ibu hamil, ibu-ibu balita, dan wanita usia subur ini, Ikfina juga mengungkapkan kondisi stunting merupakan ancaman besar bagi negara.

Hal itu dikarenakan stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.

“Stunting ini diawali saat kondisi hamil, jadi ibu-ibu yang sedang hamil ini jangan sampai kekurangan gizi, sehingga janinnya juga akan tercukupi gizinya,” jelasnya.

Selain itu, orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengatakan kondisi stunting pada balita juga berdampak pada tingkat kecerdasannya yang dibawah rata-rata.

“Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi dan infeksi berlanjut, jika anak pada posisi stunting, maka tingkat kecerdasannya 20 persen lebih rendah dari anak kondisi normal,” tuturnya.

Lebih lanjut, agar bayi mendapatkan gizi yang baik dan tercukupi, Ikfina mengimbau, seluruh orang tua bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan sejak bayi dilahirkan, karena kandungan ASI sendiri memiliki zat kekebalan tubuh yang membuat bayi tidak gampang sakit.

Ia juga menambahkan, ketika usia bayi di atas 6 bulan, maka boleh diberikan makanan pendamping.

“Semua orang tua ingin anaknya lebih mulia dari mereka. Tapi itu tidak bisa begitu saja, melainkan harus diupayakan. Baik gizi, stimulasi, dan pengasuhan agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi luar biasa,” ujarnya.

Bupati Ikfina juga mengatakan, untuk mendapatkan pertumbuhan balita yang maksimal dan memenuhi gizi terhadap balita, para orang wajib memberikan makanan zat pembangun seperti telur, ayam, ikan, daging, dan susu.

“Untuk menekan stunting, anak-anak harus cukup gizi agar sehat dan tidak sakit berulang. Sebisa mungkin anak usia di bawah 2 tahun harus diusahakan ASI. Waktu terbaik memaksimalkan pertumbuhan otak anak itu dimulai dari bayi sampai dengan 5 tahun. Ini semua dapat diwujudkan apabila anak cukup gizi,” pungkasnya.

Dengan dilaksanakan kegiatan ini, Bupati Ikfina mengharapkan, angka stunting di Kabupaten Mojokerto bisa turun, sehingga ke depannya, bangsa Indonesia dapat mewujudkan generasi emas yang siap bersaing dengan SDM Internasional di masa yang akan datang.

Pelaksanaan GELORA CINTA dan Pusyangatra menjadi salah satu program yang selaras dengan program nasional dalam menekan angka stunting tersebut. Pada pelaksanaan kali ini, juga turut dihadiri Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto Sugeng Nuryadi, jajaran Forkopimca Dawarblandong, dan Kepala Desa Jatirowo. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar