IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Ingatkan Bahaya Stunting, Pemkab Mojokerto Terus Gencarkan Gelora Cinta

bupati mojokerto sasar warga desa penanggungan gulirkan program gelora cinta dan pusyangatra 20231006 102302
Pelaksanaan GELORA CINTA di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas (Diskominfo Kab Mojokerto)

Kabupaten Mojokerto, KabarTerdepan.com – Kondisi stunting merupakan ancaman besar bagi negara, karena stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.

Untuk menekan angka stunting, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto terus menggulirkan program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta), dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Pusyangatra).

Responsive Images

Kali ini, kegiatan tersebut menyasar 50 warga Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas yang meliputi ibu hamil, ibu-ibu balita, dan wanita usia subur pada Kamis (5/10/2023).

“Stunting ini diawali saat kondisi hamil, jadi ibu-ibu yang sedang hamil ini jangan sampai kekurangan gizi, sehingga janinnya juga akan tercukupi gizinya,” jelas Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati.

Orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto itu juga mengatakan bahwa kondisi stunting pada balita juga berdampak pada tingkat kecerdasannya yang di bawah rata-rata.

“Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi dan infeksi berlanjut, jika anak pada posisi stunting, maka tingkat kecerdasannya 20 persen lebih rendah dari anak kondisi normal,” tuturnya.

Para orang tua, lanjut Ikfina, wajib memberikan makanan zat pembangun seperti telur, ayam, ikan, daging, dan susu untuk mendapatkan pertumbuhan balita yang maksimal dan memenuhi gizi terhadap balita.

“Untuk menekan stunting, anak-anak harus cukup gizi agar sehat dan tidak sakit berulang. Sebisa mungkin anak usia di bawah 2 tahun harus diusahakan ASI. Waktu terbaik memaksimalkan pertumbuhan otak anak itu dimulai dari bayi sampai dengan 5 tahun. Ini semua dapat diwujudkan apabila anak cukup gizi,” ujarnya.

Sementara itu, untuk pasangan usia subur (PUS) yang terlalu tua atau lebih dari 35 tahun, Bupati Ikfina mengharapkan agar tidak hamil lagi, karena usia ibu di atas 35 tahun sangat berpotensi melahirkan bayi stunting.

“Karena ada masa sel telur. Makin tua usia ibu, kualitas sel telurnya sudah kurang baik. Maka dari itu apabila masih mengalami menstruasi, dianjurkan memakai KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP),” jelasnya.

Ikfina juga mengatakan, agar bayi mendapatkan gizi yang baik dan tercukupi, maka orang tua diharapkan bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan sejak bayi dilahirkan, karena kandungan ASI sendiri memiliki zat kekebalan tubuh yang membuat bayi tidak gampang sakit.

Ia juga menambahkan, ketika usia bayi di atas 6 bulan, maka boleh diberikan makanan pendamping.

“Semua orang tua ingin anaknya lebih mulia dari mereka. Tapi itu tidak bisa begitu saja, melainkan harus diupayakan. Baik gizi, stimulasi, dan pengasuhan agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi luar biasa,” pungkasnya.

Pada kesempatan itu, Ikfina juga membuka sesi tanya jawab kepada seluruh masyarakat, agar masyarakat lebih mengerti terkait keluarga sejahtera, KB, gizi ibu hamil, dan bahaya stunting.

Dengan dilaksanakan kegiatan ini, Bupati Mojokerto berharap, angka stunting di Kabupaten Mojokerto bisa turun, sehingga bangsa Indonesia mendatang dapat mewujudkan generasi emas yang siap bersaing dengan SDM Internasional di masa yang akan datang.

Selain itu, pelaksanaan Gelora Cinta dan Pusyangatra merupakan salah satu program yang selaras dengan program nasional dalam menekan angka stunting.

Pada pelaksanaan kegiatan kali ini juga turut dihadiri Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto Sugeng Nuryadi, jajaran Forkopimca Trawas, dan Kepala Desa Penanggungan. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar