IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Awas Stunting, Bupati Ikfina: Ibu Hamil Jangan Kekurangan Gizi

Screenshot 20230831 054415 Chrome
Bupati Ikfina saat mengkam0anyekan bahaya stunting di Desa Karang Asem, Kecamatan Kutorejo, pada Rabu (30/8/2023) pagi. (Diskominfo Kab Mojokerto)

Kabupaten Mojokerto, KabarTerdepan.com-Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengungkapkan, kondisi stunting merupakan ancaman besar bagi negara, karena stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.

“Stunting ini diawali saat kondisi hamil, jadi ibu-ibu yang sedang hamil ini jangan sampai kekurangan gizi, sehingga janinnya juga akan tercukupi gizinya,” jelasnya.

Responsive Images

Hal itu disampaikan Ikfina Fahmawati saat melaksanakan program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta), dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Pusyangatra) di Desa Karang Asem, Kecamatan Kutorejo, pada Rabu (30/8/2023) pagi.

Program yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto tersebut sebagai upaya dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya.

Selain itu, Bupati Ikfina mengatakan kondisi stunting pada balita juga berdampak pada tingkat kecerdasannya yang dibawah rata-rata. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi dan infeksi berlanjut.

“Jika anak pada posisi stunting, maka tingkat kecerdasannya 20 persen lebih rendah dari anak kondisi normal,” jelasnya.

Maka, agar bayi mendapatkan gizi yang baik dan tercukupi, orang nomor satu dilingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengimbau, seluruh orang tua bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan sejak bayi dilahirkan.

“Karena kandungan ASI memiliki zat kekebalan tubuh yang membuat bayi tidak gampang sakit. Ketika usia bayi di atas 6 bulan, maka boleh diberikan makanan pendamping,” terangnya.

Menurutnya semua orang tua ingin anaknya lebih mulia dari mereka. Tapi itu tidak bisa begitu saja, melainkan harus diupayakan. Baik gizi, stimulasi, dan pengasuhan agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi luar biasa,” ujarnya.

“Ketika ibu sedang kondisi hamil, lingkar lengannya tidak boleh kurang dari 23,5 cm, karena hal tersebut, menjadi tanda minimal kecukupan gizi bagi ibu hamil,” ujar bupati berlatar belakang pendidikan dokter itu.

Bupati Ikfina juga menambahkan, pasangan usia subur (PUS) yang terlalu tua atau lebih dari 35 tahun diharapkan tidak hamil lagi, karena usia ibu diatas 35 tahun sangat berpotensi melahirkan bayi stunting.

“Karena ada masa sel telur. Makin tua usia ibu, kualitas sel telurnya sudah kurang baik. Maka dari itu apabila masih mengalami menstruasi, dianjurkan memakai KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP),” paparnya.

Bupati Ikfina menyinggung beberapa tahapan interaksi lingkungan yang membentuk karakter anak dimasa yang akan datang.

Disebutkan, ketika anak usia 0 hingga 1 tahun, ini menjadi momen anak belajar percaya dengan orang lain. Selanjutnya, pada usia 1 hingga 3 tahun, ini menjadi momen seorang anak dalam masa pembentukan karakter.

“Seorang ibu punya peran yang sangat penting, agar bisa membentuk karakter anak bisa menjadi percaya diri,” jelasnya.

Pada usia 3 sampai 6 tahun, sebagai kesempatan anak lebih inisiatif. maka sebagai orang tua wajib mendukung dan mengarahkan anaknya terhadap hal-hal yang baik. “Untuk usia 6 sampai 12 tahun, sebagai momen, anak memiliki kesempatan untuk lebih produktif,” ujarnya.

Sedangkan, pada usia 12 tahun ke atas, anak sudah memasuki masa remaja dan mulai mencari jati diri serta membutuhkan pengakuan dari orang lain. “Saat itu agar orang tua dapat memastikan anak-anaknya berada pada kelompok yang baik di era digitalisasi saat ini,” ujarnya. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar