IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Gerbang Wisata Kedung Ombo Grobogan Ditutup Portal, Pedagang Merugi

Avatar of Redaksi
Kondisi gerbang Kedung Ombo Grobogan sudah ditutup portal oleh Perhutani sejak Minggu (21/4/2024). (Masrikin/kabarterdepan.com)
Kondisi gerbang Wisata Kedung Ombo Grobogan sudah ditutup portal oleh Perhutani sejak Minggu (21/4/2024). (Masrikin/kabarterdepan.com)

Grobogan, kabarterdepan.com- Upaya penutupan portal pintu masuk menuju lokasi event eks Wisata Kedung Ombo (WKO) yang dilakukan oleh pihak perhutani pada Minggu ( 21/4/2024) pagi menyebabkan sejumlah pedangang ikan asal Desa Rambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan merugi.

Pasalnya, warga yang ikut berjualan di event tersebut tidak bisa masuk ke lokasi. Meskipun mereka berhasil masuk ke area event, namun mereka tidak bisa menjual dagangannya sebab tidak ada pengunjung wisata yang masuk karena pintu eks Wisata Kedung Ombo ditutup oleh portal.

Responsive Images

Hal itu diungkapkan oleh salah satu pedagang Andi (29) yang juga turut dalam event launching tersebut. Terkait penutupan palang di depan gapura Eks Wisata WKO. pihaknya mengatakan penutupan palang di pagar pintu masuk Eks WKO dilakukan oleh pihak perhutani.

“Penutupan dilakukan oleh orang perhutani yang bernama pak Lalu, kemarin (Minggu (21/4/2024),” ungkapnya.

Menurutnya, dampak dari penutupan portal oleh pihak perhutani dan aksi demo yang dilakukan para pedangang Senin (22/4/2024) Siang menambah deretan beban warga yang ikut dalam di event tersebut karena dangangan mereka tidak bisa dijual.

Selain dirinya, ada puluhan pedangan lainya harus bernasib sama. Mereka mengalami kerugian karena sepinya pengunjung.

“Kebanyakan pedagang di event berjualan ikan bakar. Jadi uang yang telah dibelikan (ikan) untuk dijual dalam event harus di ikhlaskan,” keluhnya.

Pihaknya menuturkan uang modal yang telah dikeluarkan sekitar Rp 1,5 juta. Pihaknya berharap dari uang tersebut dapat berputar kembali selama event berlangsung.

“Kalau pedagang yang lainya hampir sama, namun rincian berapanya ya kurang tahu,” ujarnya.

Keluhan senada dilontarkan oleh Suwarso, perwakilan warga rambat yang digandeng oleh pihak pengelola event. Suwarno mengeluhkan adanya penolakan yang dilakukan para pedagang dari Wonosari Waduk Kedung Ombo. Dalam hal ini pihaknya mengatakan event tersebut sangat membantu ekonomi warga Desa Rambat.

“Meskipun hanya sebulan, event tersebut sangat membantu banyak warga selama ini ,” katanya.

Suwarso mengaku, merasa kasihan kepada para warga yang telah menggelar dagangan dan berharap event tersebut dapat berjalan normal.

“Kemarin, sudah menggelar dagangan namun tanpa pengunjung mengakibatkan dagangan terpaksa dibawa pulang kembali,” keluhnya.

Pihaknya juga menilai penolakan sebagian warga desa Rambat yang berjualan di wisata Wonosari New Waduk Kedung Ombo sebagai adu domba antar warga desa Rambat.

“Warga desa Rambat sangat setuju adanya event tersebut. Sehingga, mata pencaharian yang dulu dapat dilakukan kembali,” ujarnya.

Di sisi lain, sambung Suwarso, para warga sangat berharap WKO kembali beroperasi meskipun hanya event sementara.

“Beroperasi kembali sangat membantu. Namun bila ada adu domba begini semua dirugikan,” katanya.

Pihaknya juga mengungkapkan, bahwa Wisata Wonosari New Waduk Kedung Ombo dikelola oleh pihak BUMDes Rambat. Namun, selama ini pihaknya sangat sulit turut serta dalam mencari penghidupan di wisata tersebut.

“Kita pernah mengajukan penitipan helm di wisata baru itu. Namun, tidak diperbolehkan,” ujarnya.

Diharapkan, sambung Suwarso dengan adanya event bisa memberikan peluang hidup untuk warga desa Rambat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.(kin).

Responsive Images

Tinggalkan komentar