IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Kasus DBD Meningkat, Pasien Rumah Sakit Di Grobogan Membeludak

Avatar of Redaksi
Kondisi rumah sakit umum di Grobogan yang dipadati pasien. (Masrikin/kabarterdepan com)
Kondisi rumah sakit umum di Grobogan yang dipadati pasien. (Masrikin/kabarterdepan com)

Grobogan,kabarterdepan.com- Tehitung hampir dua bulan seluruh rumah sakit di Grobogan dipenuhi pasien. Bahkan sebagian rumah sakit tidak menerima rawat inap lantaran ruang perawatan penuh. Tak jarang pasien harus dilarikan ke rumah sakit luar kota, guna penangananya.

Membeludaknya pasien di sejumlah rumah sakit di Grobogan salah satunya dipicu oleh musim pancaroba, dimana kondisi cuaca sering berganti menyebabkan imunitas masyarakat Grobogan menurun.

Responsive Images

Selain itu, pasca banjir yang melanda Grobogan yang terjadi beberapa waktu lalu menyebabkan serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) mengingkat, sehingga menyebabkan masyarakat yang terjankit penyakit tersebut harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

Seperti dialami Mastur rifan (46) warga Pontianak yang sambang ke Grobogan. Dirinya sempat kebingungan saat mencari rumah sakit untuk anaknya menjalani perawatan.

Ia mengaku, mulai dari rumah sakit Ki Ageng Selo, Permata Bunda, Rumah Sakit Islam, Rumah Sakit Yakkum, hingga RSUD R Soejati penuh dengan pasien.

“Hampir putus asa, karena kondisi anak sudah lemas, beruntung, masih ada bed di RSUD. Meski harus bersabar di IGD terlebih dulu,” ujarnya, Minggu (21/1) siang.

Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Grobogan Djatmiko kepada media mengatakan Grobogan saat ini mengalami darurat Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Dalam dua bulan ini kasusnya mengalami kenaikan signifikan, sudah ada dua pasien meninggal,” terangnya.

Djatmiko menambahkan, banyak pasien DBD masih tertahan di IGD karena ruang rawat inap penuh. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas) Dinkes setempat untuk mencari solusi terkait ketersediaan ruang rawat inap.

”Saya sudah berkoordinasi dengan bidang Yankesmas, untuk segera melihat ke rumah sakit-rumah sakit agar bisa dicarikan solusi,” bebernya.

Djatmiko mengatakan, saat ini pasien yang belum mendapatkan ruang rawat inap, sudah mendapatkan pelayanan.

”Dari informasi yang saya peroleh, yang sudah dibawa ke RS dan belum dapat kamar, sudah dilayani. Tetapi masih harus stay di UGD sambil menunggu kamar inap tersedia,” jelasnya.

Dia menjelaskan, kasus DBD hingga 20 Februari 2024 mencapai 470 kasus. Jumlah tersebut terbagi menjadi demam dengue (DD) sebanyak 296 kasus, DBD sebanyak 169 kasus dan Demam Shock Syndrome (DSS) sebanyak 5 kasus.

”Untuk kasus kematian karena Demam Berdarah ini ada dua kasus,” katanya.

Adapun untuk pencegahan DBD, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M. Yakni, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti. (kin)

Responsive Images

Tinggalkan komentar