IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Gapura Wringin Lawang, Tempat Penyambutan Tamu Kehormatan Era Majapahit

Gapura Wringinlawang di Desa Jati pasar, Trowulan, Mojokerto. (Erix/KT)
Gapura Wringin Lawang di Desa Jati pasar, Trowulan, Mojokerto. (Erix/KT)

Kabupaten Mojokerto, Kabarterdepan.com – Mojokerto merupakan salah satu daerah yang kaya akan peninggalan sejarah. Di Mojokerto ini terdapat banyak candi maupun situs peninggalan kerajaan Majapahit.

Salah satu situs yang menjadi alternatif dikunjungi adalahg Gapura Wringin Lawang di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Apabila Anda datang kesini, cukup mengisi buku tamu yang ada di pos depan Gapura Weingin lawang dan membayar uang dengan suka rela.

Responsive Images

Keberadaan struktur kuno ini dicatat pada tahun 1815 oleh Wardenaar, saat ia mendapat tugas dari Raffles untuk mengadakan pencatatan peninggalan arkeologi di daerah Mojokerto.

Gapura Wringinlawang dikenal sebagai pintu gerbang masuk Kerajaan Majapahit, dan berfungsi sebagai tempat penyambutan tamu kehormatan.

Jono salah satu warga sekitar mengatakan, dari cerita sesepuh yang tinggal di sekitar gapura ini sebutan Wringinlawang muncul karena dulu terdapat dua buah Pohon Beringin yang mengapit gapura tersebut.

“Ya dulu cerita dari nenek mbah buyut saya, bangunan Gapura Wringinlawang itu di apit dengan dua pohon beringin besar. Bahasa jawa wringin itu kan beringin dan bahasa jawa Lawang itu kan pintu. Maka dari itu dinamakan Gapura Wringinlawang,” ujar Jono, Jumat (03/11/2023).

Lingkungan sekitar Gapura Wringinlawang yang terawat kebersihannya. (Erix/KT)
Lingkungan sekitar Gapura Wringinlawang yang terawat kebersihannya. (Erix/KT)

Masyarakat setempat menyebut gapura ini sebagai pepunden. Ketika masyarakat akan memiliki hajat, seperti akan melakukan perkawinan atau khitanan, pasti akan mengadakan tumpengan di gapura tersebut.

“Ruwah dusun juga dipusatkan di sini. Saat purnama juga ramai dikunjungi, bukan hanya dari Jawa Timur saja, tapi juga ada yang dari Jakarta dan Yogyakarta, Solo,” tambah Jono.

Gapura Wringin Lawang adalah sebuah struktur cagar budaya yang terbuat dari bata, berbentuk gapura bentar (gapura tidak beratap). Sebelum dilakukan kegiatan pemugaran tahun 1994, kondisi struktur ini sudah tidak utuh lagi.

Lokasi menuju Gapura Wringinlawang

Bagian kaki dan tubuh gapura masih berdiri namun pada struktur sisi utara sebagian tubuhnya dan puncak gapura telah runtuh dan hilang, yang tersisa hanya setinggi 9 meter. Sedang bangunan sisi selatan kondisinya masih dalam keadaan relatif utuh, hanya bagian kemuncak saja yang hilang.

Gapura Wringin lawang ini berdimensi persegi panjang dengan ukuran panjang 13 meter, lebar 11,5 meter, sementara tinggi struktur 15,50 meter. Jarak antar dua bagian gapura selebar 3,5 m dan memiliki trap tangga yang berjumlah 7 undakan teratur pada bagian barat sedangkan di bagian timur berjumlah 4 undakan.

Sementara itu, bagian tengah gapura berupa lantai bata dan terdapat 4 buah blok batu andesit yang salah satunya berelief geometris.

Struktur Gapura Wringinlawang yang masih utuh. (Erix/KT)
Struktur Gapura Wringin Lawang yang masih utuh. (Erix/KT)

Tubuh gapura mempunyai tinggi 6,6 meter yang secara vertikal terbagi menjadi perbingkaian bawah tubuh, perbingkaian bidang tubuh dan perbingkaian atas tubuh. Perbingkaian bawah terdiri dari susunan pelipit rata dan pelipit sisi genta, sedangkan perbingkaian atas terdiri dari susunan pelipit rata dan menyambung dengan perbingkaian atap gapura.

Atap gapura mempunyai tinggi 7,85 m dan berbentuk kubus yang bersusun semakin ke atas semakin mengecil. Pada masing-masing tingkatan terdapat hiasan berbentuk menara-menara dengan bagian sudut luar dan sudut dalam dihiasi dengan antefik.

Sejarah tentang Gapura Wringin lawang peninggalan era Majapahit ini dapat dibaca oleh pengunjung di majalah dinding (Mading) yang di tempel di sudut-sudut taman. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar