IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Keunikan Candi Minak Jinggo di Mojokerto, Ada Relief Raksasa Bersayap

Beberapa bagian Candi Minak Jinggo di Trowulan Mojokerto. (Erix/KT)
Beberapa bagian Candi Minak Jinggo di Trowulan Mojokerto. (Erix/KT)

Kabupaten Mojokerto, Kabarterdepan.com – Di Kabupaten Mojokerto banyak ditemukan situs dan candi peninggalan kerajaan Majapahit. Salah satunya adalah Candi Minak Jinggo yang terletak di Dukuh Unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Minak Jinggo adalah nama sebuah candi peninggalan era Kerajaan Majapahit yang cukup tersohor. Struktur candi ini menggunakan bahan utama bahan utamanya batuan andesit serta ada beberapa bagian menggunakan batu bata.

Responsive Images

Bagi wisatawan yang berkunjung ke candi ini dijamin akan mendapatkan informasi sejarah yang penting dari Candi Minak Jinggo. Sebab di lokasi area candi sudah ada teks tulisan yang bisa dibaca mengenai Candi Minak jinggo. Jika masih kurang, maka juru pelihara candi akan dengan senang memberikan informasi lebih tentang candi ini.

Pengunjung candi ini tidak dipungut biaya sepeserpun. Mereka cukup mengisi buku tamu dan dapat menikmati keunikan candi peninggalan kerajaan Majapahit tersebut.

Relief hewan di Candi Minak Jinggo Mojokerto. (Erix/KT)
Relief hewan di Candi Minak Jinggo Mojokerto. (Erix/KT)

Menurut Asiq, Juru pelihara Candi Minak Jinggo, banyak wisatawan yang berkunjung untuk mempelajari sejarah candi tersebut.

“Ya saya biasanya mendampingi wisatawan yang datang kesini. Terkadang mereka tanya sejarah Candi Minak Jinggo ini. Banyak juga dari pelajar yang datang kesini atau dari Universitas yang penelitian di Candi Minak Jinggo,” terang Asiq kepada kabarterdepan.com, Kamis, (09/11/2023).

Ditambahkan Asiq, selain dari Mojokerto, pengunjung juga berasal dari berbagai kota di Jawa Timur. Jika saat weekend, dipastikan lebih banyak lagi wisatawan yang mengunjungi candi ini.

“Sering di datangi wisatawan. Entah itu wisatawan umum, wisatawan religi, dan wisatawan pelajar. Terlebih di hari libur, Candi Minak Jinggo akan ramai pengunjung,” imbuhnya.

Dilansir dari laman kemendikbud.go.id, Candi Minak Jinggo merupakan sebuah candi yang di dalamnya terdapat struktur bata, dan blok-blok batu candi baik yang keadaannya polos maupun bermotif.

Struktur bata yang ada sebagian besar terlihat melalui kotak-kotak ekskavasi yang pernah dilakukan. Pada tahun 1977, candi ini pernah dilakukan penggalian selama 10 bulan dan berhasil menemukan tiga lapisan pondasi.

Kompleks Candi Minak Jinggo di Mojokerto. (Erix/KT)
Kompleks Candi Minak Jinggo di Mojokerto. (Erix/KT)

Pondasi yang paling atas susunannya tidak beraturan dan arahnya juga berbeda dengan lapisan pondasi di bawahnya, yaitu pasangan batanya spesi tanah. Sedangkan lapisan paling bawah berupa susunan bata dengan sistem gosok, berdenah persegi panjang dengan penampil di sebelah barat.

Pada tahun 2007, 2008, dan 2010, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur yang sekarang dinamakan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur, melakukan pemugaran dengan membuka struktur bata yang masih terpendam.

Bentuk struktur Candi Minak Jinggo ini diperkirakan berdenah persegi panjang, melintang barat-timur berada di sisi utara halaman, sedangkan halaman sisi selatan diperkirakan tidak ada struktur, berupa halaman tanah datar, yang telah tampak saat ini diperkirakan berupa struktur bangunan utama yang dikelilingi oleh pagar.

Pagar keliling tersebut terbuat dari susunan bata berspesi tanah berdenah persegi empat berukuran 22 meter x 23 meter. Pintu masuk ke dalam pagar diperkirakan dari arah barat karena di sebagian dinding pagar sisi barat ditemukan adanya profil yang menjorok ke barat (ke luar) dan timur (ke dalam) diperkirakan bekas trap tangga tetapi telah rusak.

Arah Menuju Candi Minak Jinggo

Saat ditemukan, candi dalam kondisi tidak utuh lagi. Ini digambarkan oleh Captain Johannes Willem Bartholomeus Wardenaar saat ia mendapat tugas dari Raffles untuk mengadakan pencatatan peninggalan arkeologi di daerah Mojokerto. Hasil kerja Wardenaar tersebut dicantumkan oleh Raffles dalam bukunya “History of Java” (1817).

Pada saat itu Captain Johannes menyebut yang tergambar berupa sisa dari bangunan candi, berupa struktur dasar candi, yang terdiri dari batu berelief. Candi ini memiliki dua relief yang berukuran besar, salah satunya relief seorang wanita berbadan seperti ikan dan relief satunya lagi menggambarkan raksasa bersayap (tokoh garuda).

Dalam catatan Belanda candi ini dahulu oleh masyarakat disebut “Sanggar Pamalangan”, sedangkan arca raksasa bersayap dikenal masyarakat dengan nama Minak Jinggo (Menak Jingga).

Sebagai upaya pelindungan arca raksasa bersayap, arca kinara/kinari dan beberapa relief yang menggambarkan aktivitas sehari-hari, relief pola permukiman serta relief lansekap pedesaan disimpan di Pengelolaan Informasi Majapahit. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar