IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Pesona Candi Bajang Ratu di Mojokerto, Ada Relief Penolak Bahaya

Bersih dan terawat, candi Bajang Ratu di Mojokerto. (Erix/KT)
Bersih dan terawat, candi Bajang Ratu di Mojokerto. (Erix/KT)

Kabupaten Mojokerto, Kabarterdepan.com – Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar dan terkuat di Nusantara yang berdiri pada abad ke-13 hingga ke-16 Masehi.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389 M) yang dibantu oleh Patih Gajah Mada.

Responsive Images

Salah satu bukti kebesaran Kerajaan Majapahit adalah Candi Bajang Ratu. Candi peninggalan Majapahit ini merupakan peninggalan sejarah yang memiliki nilai arsitektur, seni, budaya, dan religi yang tinggi. Relief yang terukir di candi ini diyakini ada yang berfungsi sebagai penolak bahaya.

Candi Bajang Ratu merupakan sebuah bangunan berbentuk gapura peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih terawat hingga saat ini. Lokasinya terletak di Dusun Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Setiap harinya candi ini banyak dikunjungi wisatawan, terutama di akhir pekan.

“Untuk wisatawan yang datang ke Candi Bajang Ratu ini setiap harinya ramai pengunjung. Terkadang ada rombongan pelajar yang datang ke Candi Bajang Ratu untuk belajar dan mengetahu fungsi Candi Bajang Ratu ini,” ujar Riadi, Juru Pelihara Candi Bajang Ratu, Senin (6/11/2023).

Bangunan candi Bajang Ratu yang berbentuk gapura. (Erix/KT)
Bangunan candi Bajang Ratu yang berbentuk gapura. (Erix/KT)

Riadi sendiri sudah bertahun-tahun merawat bangunan peninggalan sejarah ini sepenuh hati. Ia juga melayani pertanyaan pengunjung mengenai asal muasal dan fungsi dari Candi Bajang Ratu ini.

“Banyak sekali pengunjung yang datang kesini. Terkadang satu minggu dua kali rombongan dari sekolah-sekolah datang kesini untuk belajar tentang sejarah. Terlebih Candi Bajang Ratu peninggalan Kerajaan Majapahit,” ujar Riadi.

Dikutip dari kemendikbud.go.id, nama Bajang Ratu pertama kali disebut dalam Oudheikunding Verslag (OV) tahun 1915. Menurut para ahli sejarahg, Gapura Bajang Ratu dihubungkan dengan wafatnya Raja Jayanegara pada tahun 1328.

Informasi Candi Bajang Ratu Mojokerto

  • Jam Operasional: Buka setiap hari pukul 07.00 – 16.45.
  • Lokasi: Jl. Candi Bajang Ratu, Pelem, Temon, Kec. Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur 61362.
  • Harga Tiket: Rp. 3.000 per orang dan mengisi daftar tamu.

Fungsi Gapura Bajang Ratu diduga sebagai pintu masuk ke sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya Jayanegara yang dalam Nagarakertagama disebut kembali ke dunia Wisnu tahun 1328 saka.

Dugaan tersebut didukung oleh adanya relief Sri Tanjung dan Sayap Garuda yang mempunyai arti sebagai lambang pelepasan. Masa pendirian gapura ini tidak diketahui dengan pasti, namun berdasarkan relief Ramayana, relief binatang bertelinga panjang, dan relief naga diperkirakan gapura Bajangratu berasal dari abad XIII – XIV.

Candi Bajang Ratu ini berbentuk gapura. Dilihat dari bentuknya, gapura ini merupakan bangunan pintu gerbang tipe Paduraksa yaitu gapura yang memiliki atap. Denah bangunan berbentuk segi empat berukuran 11,5 X 10,5 meter, tingginya 16,5 meter dan lebar lorong pintu masuk 1,40 meter. Secara vertikal, Gapura Bajangratu dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap.

Candi Bajang Ratu tampak dari depan. (Erix/KT)
Candi Bajang Ratu tampak dari depan. (Erix/KT)

Bahan utama Candi Gapura Bajang Ratu ini adalah bata, kecuali lantai tangga serta ambang pintu yang dibuat dari batu andesit. Selain itu Candi Gapura Bajang Ratu mempunyai sayap dan pagar tembok dikedua sisinya.

Pada kaki Candi Gapura Bajang Ratu terdapat hiasan panil yang menggambarkan cerita “Sri Tanjung”, di bagian atas tubuh terdapat ambang pintu yang di atasnya terdapat hiasan kala dengan hiasan sulur-suluran.

Sedangkan bagian atapnya bentuknya bertingkat-tingkat dengan puncaknya berbentuk persegi. Pada atap tersebut terdapat hiasan berupa kepala kala diapit singa, relief matahari, naga berkaki, kepala garuda, dan Relief bermata satu atau monocle cyclop. Relief-relief ini mempunyai fungsi sebagai pelindung atau penolak mara bahaya.

Pada sayap kanan garuda terdapat dinding berbentuk panil sempit dihias dengan relief cerita Ramayana yang digambarkan dengan perkelahian raksasa melawan kera. Bingkai kanan kiri pintu diberi pahatan berupa binatang bertelinga panjang.

Dalam catatan sejarah, Candi Gapura Bajang Ratu ini belum pernah dipugar, kecuali usaha-usaha konsolidasi yang dilakukan oleh pemeritah Hindia-Belanda pada tahun 1915. Pada tahun 1989 Gapura Bajangratu mulai dipugar dan selesai tahun 1992. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar