IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Kirab Budaya dan Ritual Siraman Meriahkan Ruwah Desa Bejijong Mojokerto

Avatar of Andy Yuwono

 

Kirab budaya dalam ruwat desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Minggu (3/3/2024). (Erix/kabarterdepan.com)
Kemeriahan kirab budaya dalam ruwah desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Minggu (3/3/2024). (Erix/kabarterdepan.com)

Kabupaten Mojokerto, Kabarterdepan.com – Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto menggelar Ruwah Desa dengan melakukan kirab budaya, sedekah bumi hingga ritual siraman, Minggu (3/3/2024).

Responsive Images

Warga antusias turut andil dalam kirab budaya mengelilingi Desa Bejijong. Mereka menggunakan pakaian adat jawa dan mengarak tumpeng hasil bumi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

Selain Kirab Budaya sedekah bumi, ada juga ritual menyucikan desa, yakni siraman atau mandi suci perangkat desa.

Perangkat desa Bejijong mengenakan baju adat majapahitan. (Erix/kabarterdepan.com)
Perangkat desa Bejijong mengenakan baju adat majapahitan. (Erix/kabarterdepan.com)

Acara Ruwah Desa Bejijong berjalan meriah. Warga dari berbagai usia ambil bagian dalam acara tersebut. Ada yang memakai baju adat Jawa Majapahitan hingga ada yang membawa patung naga raksasa berukuran 20 meter.

Kepala Desa Bejijong, Pradana Tera Mardiatna, mengatakan, rangkaian acara Nyadran atau Ruwah Desa Bejijong sudah digelar sejak tanggal 24 Februari 2024, namun puncaknya digelar Minggu (3/3/2024).

Adapun pada Sabtu (2/3/2024) lembaga adat Desa Bejijong mengambil air dari tiap dusun untuk siraman atau penyucian.

“Rangkaiannya itu 3 minggu untuk ruwah Desa Bejijong. Jadi Kita menggunakan Dana Desa dan swadaya masyarakat. Tadi yang ikut kirab budaya ada 14 RT. Ada yang membawa ogoh-ogoh, dan lembaga adat Bejijong yang memaki baju-baju adat, dan masih banyak lainnya,” ucap Pradana, Minggu (3/3/2024).

Ritual siraman dalam ruwat Desa Bejijong. (Erix/kabarterdepan.com)
Ritual siraman dalam ruwah Desa Bejijong. (Erix/kabarterdepan.com)

Pradana menambahkan, Ruwah Desa Bejijong sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Ia bersyukur sambutan warga luar biasa dalam ruwah desa tersebut.

“Antusias masyarakat Desa Bejijong di acara ruwah desa ini sangatlah luar biasa, sangat ramai sekali,” kata Pradana.

Sementara itu Mohammad Assat, Ketua Lembaga Adat Desa Bejijong mengatakan, ritual siraman atau penyucian perangat desa sudah dilakukan sejak jaman dahulu. Saat ini ritual tersebut dihidupkan kembali sehingga adat-adat yang terdahulu tidak menghilang dan bisa diterima oleh masyarakat umum.

“Jadi siraman tadi mengambil dari air dua Dusun yaitu dari Sumber Kedung di Dusun Kedungulan, dan Sumber Kedung di Dusun Bejinong. Atau yang disebut sumber air dari sumur kuno yang sudah ada sejak leluhur. Tujuannya agar terhindar dari bala atau wabah desa, dan juga perangkat desa bisa melakukan kegiatan-kegiatan dengan baik,” pungkas Assat. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar