Kasus DBD di Grobogan Meningkat, 2 Bocah Meninggal Dunia

Avatar of Andy Yuwono
RSUD R Soejati Purwodadi, Grobogan. (Masrikin/kabarterdepan.com)
RSUD R Soejati Purwodadi, Grobogan. (Masrikin/kabarterdepan.com)

Grobogan, kabarterdepan.com- Kabupaten Grobogan mengalami darurat Demam Berdarah Dengue (DBD). Tercatat di Dinas kesehatan (Dinkes) Grobogan dalam dua bulan ini, selain kasusnya mengalami kenaikan yang signifikan, juga sudah ada dua pasien meninggal dunia.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Grobogan Djatmiko mengatakan, belum lama ini ada dua pasien DBD di kabupaten Grobogan yang meninggal dunia. Satu bayi umur di bawah satu tahun meninggal dari wilayah Puskesmas Wirosari 2, dan yang satunya berumur 7 tahun, meninggal dari wilayah Puskesmas Tawangharjo.

Responsive Images

“Untuk perkembangan Kasus DBD hingga Minggu ke 7 bulan Februari tahun 2024 sejumlah 174 kasus,” ucap Djatmiko, Selasa (4/3/24) siang.

Dalam hal ini, sambung Djatmiko, tersebar pada bulan Januari 114 Kasus dan Februari hingga minggu ke 7 sejumlah 60 Kasus. Sementara, dengan Kasus Meninggal 2 orang.

Menurutnya, atas meninggalnya pasien DBD di kabupaten Grobogan dikarenakan telat dalam penanganan atau identifikasi penyakit yang menyerang dua bocah di kabupaten Grobogan.

“Karena gejala awal DBD itu mirip dengan penyakit lainnya, sehingga terkadang dari pihak keluarga kurang memahami sehingga telat dalam pemeriksaan, sehingga kondisi pasien memburuk,” ujarnya.

Pihaknya juga meminta kerjasama semua pihak termasuk kepala desa setempat. Kesadaran untuk pemberantasan DBD dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus serentak, serta pengenalan gejala yang kadang mirip dengan penyakit lain perlu di sosialisasikan ke masyarakat umum.

Dalam PSN Plus ini, Djatmiko menjelaskan bahwa menggunakan metode 3M Plus. Langkah 3M plus yang dimaksud yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.

“Seharusnya, gerakan jumat bersih bareng. Serta PSN plus serentak bisa untuk dilakukan dengan rutin di tengah masyarakat,” tambahnya.

Selain itu, dia memaparkan, pertolongan pertama yang bisa dilakukan kepada pasien yang sudah dinyatakan DB yakni dengan rehidrasi cairan. Pasien diminta untuk minum air putih yang cukup untuk merehidrasi cairan dalam tubuh.

“Di samping itu juga bisa mengonsumsi jus jambu atau air kelapa muda, agar kondisi pasien tidak lemas,” katanya.

Djatmiko menjelaskan, pasien yang mengalami gejala ringan dan masih dirawat di rumah adalah mereka yang mengalami demam dengue (DD). Kondisi pasien dengan DD itu, kata dia, bisa dirawat di rumah dengan tetap mengonsumsi obat secara teratur dari dokter.

Pihaknya juga menambahkan, sehubungan dengan peningkatan kasus DBD di Kabupaten Grobogan, kata Djatmiko, maka salah satu upaya untuk penanggulangan Vektor Nyamuk DBD, dengan melakukan Foging Focuss. Upaya darurat yang dilakukan saat ini, pada Pekan ke 8 bulan Februari 2024 telah dilakukan Foging Focus di 7 lokasi kasus DBD. (kin)


Eksplorasi konten lain dari Kabar Terdepan

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar