IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Yayasan di Bali Beri Layanan Kesehatan Mental Gratis Pencegahan Bunuh Diri

Avatar of Redaksi
Tim Yayasan Bali Bersama Bisa yang siap membantu warga dalam bidang kesehatan mental. (Angga Wijaya/kabarterdepan.com)
Yayasan Bali Bersama Bisa rapat dengan unsur pemerintahan. (Angga Wijaya/kabarterdepan.com)

Denpasar, Kabarterdepan.com – Di tengah maraknya kasus bunuh diri di Bali, Yayasan Bali Bersama Bisa (BBB) Mental Health Care, yang merupakan yayasan pertama di Bali yang menyediakan layanan kesehatan mental gratis, telah resmi membuka layanan terbarunya. Yayasan ini hadir dengan layanan pencegahan bunuh diri dan kesehatan mental.

Berlokasi di Jalan I Wayan Gentuh X Nomor 8, Banjar Kwanji, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, BBB Mental Health Care menawarkan berbagai layanan kesehatan mental, antara lain asesmen awal untuk mengetahui kondisi dan keadaan setiap klien.

Responsive Images

Selanjutnya, rehabilitasi rawat jalan selama28 hari. Program ini sebagai pemulihan yang komprehensif dengan melibatkan psikiater, konselor, psikolog, dengan edukasi tentang kesehatan mental.

Didirikan pada tahun 2021, BISAHelpline terinspirasi dari kisah pilu seorang ekspatriat bernama Lisa yang meninggal karena bunuh diri di Bali.

Ketua Yayasan Bali Bersama Bisa, I Wayan Eka Sunya Antara mengungkapkan keprihatinan atas tingginya angka bunuh diri di Bali, yang diperparah dengan dampak pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, terhadap kesehatan mental masyarakat.

“Kami mendirikan BISAHelpline dengan tujuan untuk membantu mereka yang berjuang dengan pikiran dan perasaan bunuh diri, serta memberikan layanan kesehatan mental yang mudah diakses bagi masyarakat Bali,” ujar pria yang akrab disapa Bimbim ini, Rabu (1/5/2024)

BISAHelpline menawarkan berbagai layanan untuk membantu mereka yang berjuang dengan pikiran dan perasaan bunuh diri, antara lain hotline telepon, layanan 24/7 yang dapat dihubungi di nomor 0811-111-0-811.

Selain itu, terdapat juga layanan chat online, tersedia melalui Whatsapp di nomor yang sama dengan hotline telepon.

“Bagi yang membutuhkan pendampingan lebih intensif, kami menyediakan konseling tatap muka dengan tim psikolog dan psikiater terlatih. BISAHelpline aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri melalui berbagai program dan kegiatan,” jelas Bimbim melalui saluran telepon.

Tim Yayasan Bali Bersama Bisa yang siap membantu warga dalam bidang kesehatan mental. (Angga Wijaya/kabarterdepan.com)
Tim Yayasan Bali Bersama Bisa yang siap membantu warga dalam bidang kesehatan mental. (Angga Wijaya/kabarterdepan.com)

Meskipun terbilang baru, BISAHelpline telah menunjukkan dampak positifnya dalam membantu banyak orang yang mengalami krisis mental. Namun, yayasan ini masih dihadapkan pada keterbatasan sumber daya, baik dari segi dana maupun tenaga relawan.

“Kami membutuhkan bantuan dari berbagai pihak agar dapat terus memberikan layanan epada masyarakat yang membutuhkan,” kata Bimbim.

Sementara itu, Manajer Operasional Yayasan Bali Bersama Bisa, Agus Hernawan mengatakan, dalam kurun waktu Oktober 2023 hingga Maret 2024 penelepon yang mengakses layanan BISAHelpline sebanyak 4.785 orang. Penelepon tidak hanya berdomisili di Bali, melainkan juga beberapa kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Bandung, dan Jakarta.

“Dari angka tersebut, pengakses terbanyak pada November 2023 yakni 1769 orang. Keluhan atau masalah yang dihadapi beragam, mulai dari masalah asmara, pekerjaan hingga stress akibat pinjaman online yang tidak mampu terbayar,” ucap Agus.

Dari sana, imbuh dia, ruang atau saluran yang aman untuk masyarakat mengungkapkan beban yang dirasakan perlu lebih banyak dibuat tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh masyarakat itu sendiri dengan mulai gencarnya isu kesehatan mental dibicarakan secara terbuka.

“Terlebih lagi, kehidupan masyarakat saat ini mengarah pada individualisme, orang lebih menganggap penting aktif di dunia maya atau internet ketimbang mengobrol dengan keluarga atau sahabat,” sebut Agus.

Akibatnya, kata dia, orang menjadi lebih rentan untuk melakukan tindakan bunuh diri karena merasa tidak ada lagi peduli padanya. Terlebih lagi bagi mereka yang mempunyai kecenderungan memiliki penyakit mental seperti gangguan cemas, depresi, bipolar, atau juga skizofrenia.

“Bunuh diri adalah masalah serius yang dapat menimpa siapa saja. Dengan meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan menyediakan akses yang mudah terhadap layanan bantuan, kita dapat bekerja sama untuk mencegah bunuh diri dan menyelamatkan nyawa,” tutup Agus. (Angga Wijaya)

Responsive Images

Tinggalkan komentar