IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Upayakan Tekan Angka Stunting, Kadinkes Kota Mojokerto: Pola Makan Anak Harus Diubah

WhatsApp Image 2024 03 25 at 10.23.35 AM
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto dr Farida Mariana, M.Kes (Lintang/Kabarterdepan)

Kota Mojokerto, Kabarterdepan.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Kesehaan terus berupaya untuk menurunkan angka stunting. Tak hanya dengan mengadakan sosialisasi, namun juga mengubah pola makan anak dan pemberian bantuan makanan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto dr Farida Mariana, M.Kes dalam podcast Kabarterdepan.com menyampaikan, pola makan anak-anak untuk menekan stunting perlu dibenahi agar tumbuh optimal. Pasalnya, anak-anak stunting diketahui kurang mengonsumsi protein hewani.

Responsive Images

“Yang harus diubah pertama-tama yakni mindest ibu-ibu. Orang tua kebanyakan sudah lega dan tenang apabila anaknya sudah makan nasi dalam porsi yang banyak, namun kurang protein hewani,” ungkap Farida.

Kadinkes Kota Mojokerto menambahkan, pihaknya terus berupaya menumbuhkan budaya mengonsumsi ikan atau protein hewani kepada balita. Salah satu upayanya dengan mengubah makanan tambahan dari posyandu.

“Kota Mojokerto ada 170 posyandu. Dulu, kita memberi makanan tambahan untuk balita itu kacang hijau. Tapi kacang hijau kan bukan protein ya, jadi kita ubah. Untuk makanan tambahan kita ganti protein hewani, seperti olahan ikan,” jelasnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 15 Maret 2024, lanjut Farida, angka stunting di Kota Mojokerto yakni 1,96 persen. Sementara itu, target nasional untuk angka stunting setiap daerah yakni 14 persen.

“Dari 6.145 balita, ada 117 balita yang stunting. Nah sesuai arahah dari Pj Wali Kota Mojokerto, bagaimana agar 117 balita stunting ini bisa menurun dan tidak boleh nambah angka stunting baru,” jelasnya.

Menanggapi arahan dari Mas Pj, Farida menegaskan, Dinas Kesehatan Kota Mojokerto mengupayakan penanganan stunting dengan membuat buku menu agar balita tumbuh secara optimal.

Dikatakan Farida, bayi usia 0-6 bulan harus diberikan ASI eksklusif. Sedangkan untuk usia di atas 6 bulan harus diberi makanan olahan protein hewani, seperti daging, telur, ayam, hingga ikan lele.

Lebih lanjut, Dinas Kesehatan Kota Mojokerto juga menaruh perhatian kepada keluarga yang kurang mampu. Dijelaskan Farida, pihaknya juga memberikan bantuan makanan untuk balita keluarga yang kurang mampu.

“Berdasarkan data balita stunting ini kita pilah dari faktor ekonomi. Untuk keluarga miskin kita beri bantuan makanan tiga kali sehari secara gratis,” pungkasnya. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar