IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Hanya Berjarak 1 Meter dari Sungai, 8 Rumah di Desa Ngembeh Dlanggu Mojokerto Terancam Amblas

Avatar of Redaksi

 

Penampakan sejumlah rumah di desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto yang terancam amblas, Minggu (21/4/2024). (Alief Wahdana/kabarterdepan.com)
Penampakan sejumlah rumah di desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto yang terancam amblas, Minggu (21/4/2024). (Alief Wahdana/kabarterdepan.com)

Kabupaten Mojokerto, kabarterdepan.com – Ancaman Longsor menimpa rumah sejumlah warga di RT 1 RW 1 Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.

Responsive Images

Total ada 8 rumah warga yang berada di bibir Sungai Raharjo Tirto Ngembeh yang mengalami pengikisan tanah tebing. Hujan deras dengan durasi cukup lama pada Minggu (21/4/2024) sore menyebabkan debit arus sungai naik sehingga terus mengikis tanah pekarangan warga.

Tanah tebing sungai yang bersinggungan langsung dengan beberapa rumah warga mempunyai tinggi 30 meter. Tanah di tepian sungai tersebut akhir-akhir ini terus longsor seiring derasnya debit air sungai akibat curah hujan tinggi belakangan ini. Dari yang sebelum berjarak 10 meter dari bibir sungai kini menyisahkan 1 meter saja.

Tanah pekarangan warga yang berada di belakang dan samping rumah warga tersebut kini terus menerus tergerus dan longsor ke sungai. Selain menyasar pekarangan, longsor juga menyasar kamar mandi, dapur dan membuat tembok rumah warga retak. Akibatnya, 8 rumah warga di dusun Ketangi kini terancam longsor.

Bambang Supriyanto (54) Kepala Dusun Ketangi menjelaskan sejak tahun 2020, proses tergerusnya tebing tersebut mulai longsor sedikit demi sedikit menggerus tanah pekarangan warga.

“Pada tanggal 6 Maret kemarin, akibat curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi cukup lama, terjadilah longsor sebanyak tiga kali,” paparnya, Minggu (21/4/2024).

Rumah-rumah warga dusun Ketangi yang terdampak tersebut yaitu rumah Iswati, kandang hewan milik Winarto, dapur milik Kasiyan, dan dapur milik Sutami. Pihaknya sudah melapor ke pihak desa dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto meminta bantuan bronjong.

“Kami beserta aparatur Desa serta didampingi Camat Dlanggu sudah berkomunikasi dan mengajukan bantuan bronjong ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto untuk mencegah agar tidak terus terkikis tanah tebing tersebut namun masih belum ada upaya yang serius,” ujarnya.

Achmad Samsul Bakrie Camat Dlanggu menjelaskan, kondisi tanah yang tergerus sejak 4 tahun terakhir dan semakin mengkhawatirkan di bulan Maret 2024. Pihaknya berencana akan merelokasi warga terdampak sementara ke rumah-rumah warga sekitar yang dirasa aman atau jika perlu ke Balai Dusun Ketangi.

Ungkapnya dari 8 rumah yang terdampak, ada tujuh rumah warga tepat berada di atas tebing dan lapisan tanah material setiap hari kini mengalami longsor. Sementara, satu rumah lainnya mengalami keretakan dinding parah dan tersisa tanah hanya sekitar satu meter dari tebing.

“Demi keamanan warga, kita sudah koordinasi dengan Kapolsek, Koramil dan Kepala Desa Ngembeh jadi kalau memang dibutuhkan. Warga penghuni 8 rumah ini apabila terjadi Hujan bisa menginap di tetangga sekitar atau ke Balai Dusun, Ketangi, jika memang dirasa perlu bisa juga koordinasi dengan kami agar kita komunikasikan dengan BPBD untuk menyediakan tenda darurat,” ungkapnya, Minggu (21/4/2024).

Camat Dlanggu, Kapolsek, Danramil, Kades Ngembeh sedang berkoordinasi dengan warga. (Alief Wahdana/kabarterdepan.com)
Camat Dlanggu, Kapolsek, Danramil, Kades Ngembeh sedang berkoordinasi dengan warga. (Alief Wahdana/kabarterdepan.com)

Yo’ie Afrida Soesetyo Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Mojokerto mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan terkait tanah tebing milik warga dusun ketangi yang terkikis tersebut. Bahkan sudah melakukan assessment dan mitigasi di lokasi serta berkoordinasi dengan pihak Pemerintah terkait.

“Perlu diketahui bahwa Sungai tersebut berada di bawah wewenang BBWS Brantas. Kami sudah melakukan rapat dan melaporkan ke Bupati Mojokerto dan saat ini masih dalam tahap pengkajian. Bahkan juga sudah saya laporkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur masalah ini,” pungkasnya. (Alief)

Responsive Images

Tinggalkan komentar