
Kabupaten Mojokerto, Kabarterdepan.com – Harga kedelai impor asal Amerika terus merangkak naik, hal ini membuat sejumlah perajin tempe di Mojokerto mengeluhkan adanya kenaikan harga tersebut.
Seperti yang dikeluhkan oleh Abdul Hadi (47) perajin tempe asal Desa Tambakagung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. Ia mengaku ada kenaikan harga kedelai sebesar Rp 2500 per kilogramnya.
“Sebelumnya Rp 10.000 sekarang Rp 12.500 mas,” katanya Sabtu (11/11/2023) pagi saat ditemui dirumahnya.
Abdul menuturkan, ia dibantu istri dan anaknya mampu memproduksi 150 kilogram bahan jadi tempe yang dijual di dua pasar di Mojokerto.
“Anak saya kirim ke pasar Tangunan, saya ke pasar Mojosari,” tuturnya.
Ia menambahkan, saat ini dirinya belum berani merubah ukuran tempe yang dijualnya, lantaran masih menjaga kualitas dan kepercayaan dari pelangganya.
“Ya isinya (adonan) dikurangi, biasanya cetakannya isi 8 sekarang diisi 7 canting,” paparnya.
Menurut pengusaha yang tergabung dalam Paguyupan Berkah Abadi ini, omset pendapatanya pun berkurang dari sebelumnya mengingat biaya operasional tetap namun harga bahan pokok naik.
“Yang jelas berkurang, kalau biasa dapat untung 300 ribu ya berkurang 100 ribu mas,” cetusnya
Masih kata Cak Dul sapaan akrabnya, dia tak mengetahui pasti penyebab terjadinya kenaikan harga kedelai tersebut.
“Ya tidak faham mas, penjualan di pasar juga merosot,” pungkasnya.