IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Tanam Kedelai Gunakan Drone Hanya 10 Menit per Hektar, Gubernur Khofifah: Ini Harapan Baru

PhotoRoom 20240127 062632
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyaksikan penanaman kedelai menggunakan drone di lahan seluas 3,5 hektar di Desa Dlemer, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Rabu (24/1/2024). (Humas Pemprov Jatim)

Bangkalan, Kabarterdepan.com –
Teknologi pertanian semakin maju, dengan menggunakan drone penanaman kedelai seluas 1 hektar hanya butuh waktu 10-15 hektar. Penanaman kedelai ini dilakukan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di lahan seluas 3,5 hektar di Desa Dlemer, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Rabu (24/1/2024).

Penanaman lewat teknologi udara ini merupakan bagian dari Gerakan Swasembada Kedelai dengan Teknologi Smart Precision Farming dan Pupuk Bio Organik Attapulgite. Metode ini jauh lebih efisien dibandingkan proses manual.

Responsive Images

“Ini new hope, harapan baru. Karena ini daerah yang sebelumnya selama 25 tahun menjadi lahan tidur. Lalu ini diolah 5 hari dan kemudian siap untuk ditebarkan benih kedelai,” ujar Khofifah.

Penanaman kedelai menggunakan drone ini bekerjasama dengan PT Hudson Global Indonesia. Durasi penanamannya hanya perlu waktu 10-15 menit per hektar, jauh lebih cepat daripada proses manual yang seringkali membutuhkan waktu lebih dari sehari.

1706168301706
Gubernur Khofifah menerima penjelasan mengenai varietas kedelai yang ditanam menggunakan drone. (Humas Pemprov Jatim)

Gubernur Khofifah menjelaskan, biaya yang dikeluarkan juga jauh lebih murah. Yakni di kisaran Rp150 ribu, lebih kecil dari manual yang membutuhkan anggaran hampir Rp 2 juta.

Menurut Khofifah ini harapan baru bagi proses produktivitas lahan yang ideal. Ini luar biasa dengan precision smart farming-nya karena kebutuhan teknologi di berbagai sektor, terutama di sektor pertanian, menjadi penting.

Gubernur Khofifah menambahkan, ketika metode ini berhasil, proses yang sama dapat diaplikasikan di desa-desa lainnya di Bangkalan dan Jawa Timur. Sehingga visi Bangkalan untuk menjadi sentra kedelai nasional dapat tercapai.

“Mudah-mudahan ini akan menjadi referensi bagi desa-desa yang lain. Tidak hanya di Bangkalan, tapi juga daerah-daerah lain di Jawa Timur,” harapnya.

Jika metode ini diaplikasikan di wilayah Jawa Timur, lanjut alumnus FISIP Unair ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi kedelai. Karena impor kedelai Indonesia hari ini sangat tinggi. Pasalnya, kebutuhan kedelai di Indonesia untuk lauk seperti tempe dan tahu sangat tinggi.

“Maka kadang-kadang kita harus menyesuaikan harga yang signifikan. Karena kalau misalnya nilai tukar rupiah melemah kemudian harus membayar harga import kedelai dengan dolar, maka kedelai untuk industri kita harganya menjadi tinggi,” ungkapnya.

Gubernur Khofifah juga mengapresiasi semua elemen yang telah berkolaborasi menyukseskan kegiatan ini. Mulai dari Badan Ketahanan Pangan Nasional, PT. Hudson Global Indonesia, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, kelompok tani, dan segenap stakeholder yang terlibat.

“Terima kasih atas kebersamaan ini. Mudah-mudahan ini akan menjadi entry point yang strategis meningkatkan produktivitas kedelai sampai 5 ton per hektar dan jagung sampai 20 ton per hektar,” pungkasnya.

Sementara itu, Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Nasional Andriko Noto Susanto mengatakan kebutuhan kedelai nasional adalah 2,3 juta ton. Yang 2.165.000 ton di antaranya digunakan untuk pangan.

“Tanah di Bangkalan ini cocok untuk kedelai. Kita awali dengan 3,5 hektar ini, Insya Allah akan berlanjut 200 hektar nantinya,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Hudson Global Indonesia dengan Kepala Desa Dlemer dan Kepala Desa Makam Agung, Kecamatan Arosbaya. MoU itu berkaitan dengan gerakan tanam kedelai dalam rangka swasembada kedelai dengan teknologi smart precision farming dan pupuk bio organik Attapulgite. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar