IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Klarifikasi Unpri atas Temuan 5 Mayat di Gedung Kampus

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unpri Medan, Kolonel (purn) Susanto klarifikasi, Rabu (13/12/2023). (Tangkapan layar kanal YouTube PRIMTV)
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unpri Medan, Kolonel (purn) Susanto klarifikasi, Rabu (13/12/2023). (Tangkapan layar kanal YouTube PRIMTV)

Medan, Kabarterdepan.com – Pihak Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan melakukan klarifikasi atas temuan 5 mayat di lantai 15 gedung kampus.

Pada klarifikasi yang dikutip kabarterdepan.com dari kanal YouTube PRIMTV, Rabu (13/12/2023) itu juga disebutkan pihak kampus keberatan dengan oknum polisi yang bertindak semena-mena di Unpri, serta mempertanyakan urgensi oknum itu melakukan penggeledahan tanpa surat perintah.

Responsive Images

Dalam video klarifikasi itu, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unpri Medan Kolonel (Purn) Susanto M.Kes mengatakan bahwa 5 mayat yang ditemukan di lingkungan kampus bukan karena ada pembunuhan, namun mayat itu merupakan kadaver (cadaver) atau jenazah yang digunakan mahasiswa kedokteran untuk praktikum anatomi.

“Pertama, dengan tegas saya nyatakan tidak ada kasus pembunuhan di lingkungan Unpri seperti yang diisukan di masyarakat, bila memang ada tindak pidana pembunuhan di lingkungan kampus, maka saya sebagai salah satu pimpinan adalah orang yang pertama yang melaporkan tindak pidana tersebut kepada pihak yang berwajib,” kata Susanto, dalam video tersebut, Rabu (13/12/2023).

Kedua, Susanto menjelaskan bahwa Unpri Medan memiliki Fakultas Kedokteran yang berdiri sejak 2008. Unpri juga memiliki beberapa ruang laboratorium untuk menunjang proses belajar mengajar. Salah satunya laboratorium anatomi atau ilmu urai yang salah satu media belajar adalah cadaver. Terdapat 5 Cadaver, 1 perempuan dan 4 laki-laki di kampus tersebut.

“Kami sangat yakin di setiap Fakultas Kedokteran di Indonesia memiliki cadaver sebagai media pembelajaran. Ilmu urai atau anatomi telah diatur dalam undang-undang,” ujarnya.

Selanjutnya Susanto juga menyesalkan tindakan oknum polisi dari Polrestabes Medan yang kurang koordinasi, karena pimpinan universitas tidak pernah dimintai keterangan secara resmi.

Dipaparkannya, pada Selasa (11/12/2023) malam, ada beberapa oknum yang mengaku polisi mendatangi Unpri dan mendesak melakukan penggeledahan.

“Untuk diketahui, pada malam hari tidak ada petugas yang bisa mendampingi. Tapi mereka memaksa untuk masuk dan satpam akhirnya memberikan izin untuk menggeledah dan tidak didapati apa pun saat itu,” jelasnya.

“Di hari berikutnya, penggeledahan dilanjutkan kembali pada pagi hingga malam hari dan dijumpai 5 cadaver di dalam bak cadaver pada lab anatomi,” tambahnya.

Susanto menambahkan cadaver itu sempat dikeluarkan dari tempatnya, diperiksa, dan dikembalikan lagi. Dalam hal ini Susanto pun menyesalkan ada perintah untuk mengosongkan kampus.

“Padahal saat itu sudah diberikan izin untuk pemeriksaan. Dengan perintah itu, pihak kampus sangat keberatan dan saat bersamaan sedang berlangsung proses pembelajaran kuliah, praktikum, dan ujian. Bahkan ada ancaman untuk mem-police line kampus sehingga memancing keributan,” ungkapnya.

Berkaitan dengan hal itu, Susanto meminta kepada Kapolda Sumut untuk menindak oknum yang telah bertindak semena-mena di Unpri. Pihaknya juga mempertanyakan urgensi oknum-oknum itu melakukan penggeledahan tanpa surat perintah penggeledahan.

“Informasi yang kami terima telah terjadi pembunuhan di lingkungan Unpri. Bila ada kasus pembunuhan itu, kami hendak bertanya kepada bapak polisi terhormat. Pertama, kejadiannya dimana. Kedua, siapa pelapor pembunuhan tersebut. Ketiga, siapa korban pembunuhan. Keempat, siapa pelaku. Kelima, adakah alat bukti pembunuhan dan adakah saksi,” bebernya.

“Harapan kami kepada bapak penegak hukum untuk dapat bekerja secara professional dan memperhatikan semua aspke dan efek dari Tindakan yang dilakukan, karena kampus merupakan instansi pendidikan yang memiliki integritas,” pungkas Susanto. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar