Jakarta, kabarterdepan.com – Selain Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga turut memberikan keterangan kepada hakim konstitusi di sidang lanjutan sengketa Pemilu 2024,Jumat (5/4/2024).
Dalam keterangannya, Airlangga menyoroti soal Bansos El Nino yang menjadi perdebatan panjang selama sidang PHPU.
Ia menuturkan bahwa Bansos El Nino hadir sebagai penjamin atas daya beli masyarakat akibat bencana alam itu.
“Melihat fenomena cuaca yang terjadi akibat kenaikan suhu permukaan air ini dikhawatirkan dapat mengganggu produksi beras serta daya beli masyarakat,” kata Airlangga.
Ia mengatakan bahwa kekhawatiran ini bukan saja diwaspadai oleh Indonesia, namun juga beberapa negara lainnya.
“BMKG dan beberapa pusat iklim dunia memprediksi El Nino terus bertahan hingga periode Desember 2023 bahkan Januari, Februari 2024,” tambah Airlangga.
Maka dari itu kata dia, bantuan sosial seyogyanya disalurkan untuk mengantisipasi dampak El Nino. Terlebih adanya ancaman gagal panen para petani.
“Nah, ini berdampak kepada penurunan produksi beras, seperti kita ketahui produksi beras sampai dengan mulai bulan Juli sampai Februari, menurun sebesar 5,88 juta ton,” ujar dia.
Ia lantas mengatakan penurunan produksi beras yang berkelanjutan dapat menimbulkan inflasi.
“Beras mengkontribusi pada inflasi di bulan Maret saja 0,74 persen jadi pada periode El Nino tersebut produksi padi menurun, harga beras internasional meningkat, dan inflasi meningkat,” kata dia.
Sehingga dari situ menurutnya bantuan sosial El Nino dapat disalurkan sebagai antisipasi terhadap inflasi.
“Itulah salah satu pertimbangan ada bansos terkait dengan El Nino dan juga bantuan pangan,” ujar Airlangga. (Fajri)
