IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

BMKG Sebut Dampak El Nino di Indonesia, Lebih Kering dari Tiga Tahun Terakhir

BMKG Dampak El Nino di Indonesia
BMKG memprediksi kekeringan akan melanda akibat dampak El Nino di Indonesia (pixabay.com)

Jakarta, KabarTerdepan.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyebut kita akan terkena dampak El Nino di Indonesia yang terjadi periode Agustus hingga September 2023. Salah satu Dampak El Nino yang dirasakan adalah musim kemarau lebih panjang, lebih kering dari tiga tahun terakhir

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG A. Fachri Rajab pada acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang digelar secara hybrid bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Responsive Images

Dilansir dari laman BMKG.go.id, Kamis (4/8/2023), dampak El Nino di Indonesia membuat kondisi lebih kering sehingga curah hujan berkurang, tutupan awan berkurang, dan suhu meningkat.

BMKG melakukan pemantauan 10 hari terakhir Juli 2023, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan nilai sebesar +1.14 yang mengindikasikan bahwa El Nino terus menguat intensitasnya sejak awal Juli. Puncak dampak El Nino diprediksi jatuh pada Agustus-September 2023.

“BMKG memprediksi kemarau tahun ini akan lebih kering dari normalnya-dan juga lebih kering dari tiga tahun sebelumnya,” ujarnya.

Beberapa daerah yang akan terkena dampak El Nino cukup kuat adalah sebagian besar wilayah Sumatera seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung. Seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.

Dampak El Nino di Indonesia

Dampak El Nino di Indonesia lainnya, BMKG memperkirakan sebagai besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan kategori rendah, bahkan sebagian lainnya akan mengalami kondisi tanpa hujan sama sekali hingga Oktober nanti.

“Jadi harus tetap waspada akan potensi terjadinya kekeringan,” kata Fachri.

Fachri menjelaskan, Dampak El Nino di Indonesia lebih terasa pada sektor pertanian, terutama pertanian yang sangat mengandalkan air. Dampak kekeurangan air dapat berpotensi petani gagal panen.

Sebab itu BMKG mendorong pemerintah daerah-khususnya bagi daerah yang diprediksi terdampak El Nino serius. Salah satunya dengan melakukan langkah mitigasi dan aksi kesiapsiagaan secepat mungkin. Caranya, melakukan gerakan panen hujan, memasifkan gerakan hemat air, dan menyiapkan tempat cadangan air untuk puncak kemarau.

Sementara itu Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS) Arif Prasetyo Adi mengatakan, kondisi kemarau panjang harus diantisipasi dengan ketahanan pangan komoditas utama. Saat ini Indonesia melalui Perum BULOG telah memiliki stok beras sebanyak 800 ribu ton dan akan ditingkatkan mencapai 2,24 juta ton hingga akhir Desember 2023.

“Sumbernya pertama harus mengutamakan produksi dalam negeri. Kita harus jaga harga ditingkat petani supaya baik dan di hilir inflasinya terjaga karena akan berpengaruh pada daya beli masyarakat,” kata Arif.

BAPANAS juga akan memberikan bantuan beras kepada masyarakat yang nantinya mengalami dampak langsung El Nino. Caranya dengan memberikan bantuan berupa beras seberat 10 kilogram/bulan pada tiga bulan terakhir tahun ini. Bantuan itu rencananya akan diberikan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

“Gerakan pangan murah dilakukan setiap saat. (Nantinya) juga akan dilakukan pemindahan stok pangan dari daerah surplus ke daerah defisit pangan,” kata Arif.

Di forum yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Suharyanto menjelaskan BNPB telah menyiapkan dua langkah untuk menghadapi dampak El Nino. Pertama, mengimbau daerah untuk memastikan ketersediaan air di wilayah-khususnya di daerah yang diprediksi akan mengalami kekeringan cukup signifikan.
“Kami juga membuat sumur bor baru sehingga apabila kekeringan datang dengan lebih besar dan dahsyat air ini bisa digunakan masyarakat,” kata Suharyanto.

Langkah kedua, mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). BNPB telah melakukan apel kesiapan dan kesiapsiagaan di enam provinsi prioritas rawan karhutla seperti Sumsel, Riau, Jambi, Kalbar, Kalsel, dan Kalteng. Saat ini pasukan darat sudah melakukan kesiapsiagaan dan pembaharuan alat untuk melakukan operasi pemadaman.(*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar