IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Wali Kota Mojokerto Sebut Pengajian Rutin sebagai Penyeimbang

Avatar of Nanda
Wali kota mojokerto
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menghadiri pengajian rutin di Kedungkwali (Kominfo Kota Mojokerto)

Kota Mojokerto, KabarTerdepan.com – Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat akses segala informasi menjadi lebih mudah. Segala informasi ini bisa saja bernilai positif dan negatif. Maka dari itu, masyarakat butuh wadah penyeimbang. Salah satunya melalui majelis taklim atau pengajian rutin. Seperti pengajian rutin yang berlangsung di ponpes Hidayatul Mubtadi’ien.

“Majelis taklim seperti ini dapat menjadi penyeimbang, terutama era keterbukaan informasi seperti saat ini. Era digital sudah tidak memiliki pembatas. Semua orang bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan hanya dari hape. Misalnya mau maksiat bisa, mau melakukan hal baik juga bisa. Karena teknologi semua seperti tidak ada batasnya,” kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menghadiri pengajian rutin Senin malam Selasa di Ponpes Hidayatul Mubtadi’ien, Kedungkwali VII, Kota Mojokerto, Senin (3/7/2023) malam.

Responsive Images

Ning Ita, sapaan Wali Kota Ika Puspitasari, turut menyampaikan pesan meskipun pengajian dapat diikuti melalui hape atau gawai lainnya, tetap diperlukan untuk hadir langsung dalam pengajian dengan mendengar penyampaian dari guru, ustaz atau kiai.

“Mengaji lewat hape tentu saja boleh, tapi baiknya dilihat dulu siapa yang mengaji. Sebaiknya pengajian yang kita dengarkan berasal dari guru, ustaz atau kiai dengan sanad keilmuan yang jelas. Nah, pentingnya majelis-majelis seperti pengajian rutin ini sebagai penyeimbang di era keterbukaan informasi,” tambah Ning Ita.

Sementara itu, pendidikan agama menjadi salah satu perhatian Pemkot Mojokerto. Ning Ita mengatakan Pemkot Mojokerto mempunyai program penanaman pendidikan karakter kepada siswa yang bersekolah di Kota Mojokerto melalui program Ning Ita di Sekolah.

“Kita mencoba sedikit mewarnai dengan program pendidikan karakter sejak dini. Program tersebut bernama Ning Ita di Sekolah. Program itu artinya Peningkatan Iman dan Taqwa di Sekolah. Selama 45 menit sebelum pelajaran pertama dimulai, sesuai kurikulum kita hadirkan guru agama, guru TPQ untuk yang Muslim. Untuk yang non Muslim ya kita hadirkan guru sesuai agamanya,” terang Ning Ita.

Untuk diketahui, pengajian rutin ini sudah berlangsung sejak Ponpes Hidayatul Mubtadi’ien berdiri pada 20 September 2002 lalu. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar