IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Kabupaten Mojokerto Masih Dibayangi Cuaca Ekstrem

Avatar of Nanda
Mojokerto ekstrem
Ilustrasi cuaca ekstrem (pixabay)

Kabupaten Mojokerto, KabarTerdepan.com – Beberapa wilayah di Jawa Timur dibayangi cuaca ekstrem. Wilayah-wilayah ini di antaranya tersebut Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lumajang, Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, Kabupaten Kediri, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek serta Kabupaten Ponorogo.

Keterangan ini berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kelas I Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur pada Jumat (7/7/2023).

Responsive Images

Masih dari keterangan BMKG, daerah-daerah yang disebutkan berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi (tanah longsor, hujan lebat, hujan es, genangan air dan puting beliung) pada periode 7 Juli hingga 13 Juli 2023.

Analisis dinamika atmosfer menunjukkan aktifnya gangguan atmosfer MJO (Madden Julian Oscilation), gelombang atmosfer Ekuatorial Kelvin dan gelombang atmosfer Ekuatorial Rossby.

Hal ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan Cumulonimbus sehingga dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan lebat maupun angin puting beliung.

Walau wilayah Kabupaten Mojokerto tidak tercatat dalam rilis BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto tetap meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.

Memang wilayah Kabupaten Mojokerto memasuki musim kemarau. Namun, sempat terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga ringan melanda beberapa kecamatan di Bumi Majapahit.

“BMKG memang belum menyebutkan wilayah Kabupaten Mojokerto termasuk kategori rawan tersebut. Namun, sebaiknya tetap menjaga untuk waspada. Apalagi sempat terjadi hujan di beberapa hari sebelumnya, meskipun saat ini harusnya kemarau,” terang Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim kepada wartawan, Minggu (9/7/2023).

Khakim melanjutkan, terjadinya anomali berupa hujan di musim kemarau, salah satunya akibat aktifnya gangguan atmosfer. Gangguan tersebut menimbulkan awan Cumulonimbus. Tapi, Khakim juga mengatakan bahwa hujan saat musim kemarau masih termasuk wajar.

“Kewaspadaan itu penting. Apalagi ini ada anomali, yaitu bisa hujan saat masuk kemarau. Tapi itu masih wajar. Kan musim kemarau bukan artinya tidak ada hujan sama sekali,” tandas Khakim.

Kewaspadaan yang dimaksud Khakim juga imbas dari beberapa kecamatan di Kabupaten Mojokerto sempat berkategori rawan longsor. Kecamatan tersebut diantaranya Pacet, Trawas, Jatirejo, Gondang dan Ngoro. “Sebelumnya juga sudah dinyatakan termasuk rawan bencana longsor,” lanjut Khakim. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar