IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Hari ke-2 Banjir di Mojosari dan Pungging, Warga Bertahan di Tenda Darurat

Avatar of Andy Yuwono
Penampakan warga sedang berada di tenda darurat buatan sendiri (Redaksi Kabarterdepan.com)
Penampakan warga sedang berada di tenda darurat buatan sendiri (Redaksi Kabarterdepan.com)

Kabupaten Mojokerto, Kabarterdepan.com Memasuki hari ke-2 banjir yang melanda 3 desa yakni Desa Kedunggempol, Desa Jotangan Kecamatan Mojosari dan Desa Ngrame, Kecamatan Pungging telah memasuki hari kedua.

Luapan air sungai sadar itu rupanya tidak kian surut malah terlihat mengalami kenaikan setinggi 10 sentimeter, Hal ini membuat sejumlah warga masih bertahan di pinggir jalan dan tanggul sungai.

Responsive Images

Bahkan sejumlah warga mendirikan tenda darurat dari kain dan tidur diatas mobil bak terbuka yang di desain menyerupai tenda.

Warga juga mengamankan hewan ternak sapi dan kambing ke bibir tanggul sungai Sadar di Dusun Gembongan, Desa Jotangan, Kecamatan Mojosari.

Poniyah, salah satu warga dilokasi mengatakan, banjir yang menimpa wilayahnya kali ini merupakan yang paling terparah sejak 23 tahun yang lalu menerjang Desa Jotangan.

“Iya ini paling parah sejak tahun 2001 lalu dan sekarang 2024 ini,” katanya Kamis (7/3/2024) siang.

Air luapan dari tanggul Sungai Sadar yang jebol di Desa Kedunggempol sepanjang 25 meter itu membuat tiga desa di sebelah timur terendam air dengan ketinggian hampir satu meter.

“Parah mas, masuk dalam rumah ketinggian selutut orang dewasa,” tambahnya.

Sehingga mereka pun memilih bertahan di beberapa lokasi yang dinilai cukup aman meskipun dikatakan tidak layak.

“Karena nggak bisa masuk rumah mas, jadi ya tidurnya di luar sini di pinggir jalan,” paparnya.

Sementara itu, Poniman warga yang terdampak banjir yang memiliki hewan ternak sapi memilih membuat kandang darurat di area tanggul sungai.

“Ini kandang darurat ternak sapi, ada dua sapi karena kandangnya terendam air,” tandasnya.

Ia menuturkan, bahkan dirinya harus menjaga hewan ternaknya itu dengan tidur bersama sejumlah sapi dan kambing milik warga lain.

“Ya dijaga sendiri sendiri agar tidak hilang,” akunya. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar