IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Gubernur Khofifah Resmi Buka International Conference on Resarch and Community Service

Avatar of Redaksi
Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama Kiai Asep Saifuddin Chalim buka Konferensi Internasional
Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama Kiai Asep Saifuddin Chalim buka Konferensi Internasional

 

MOJOKERTO – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa resmi membuka International Conference on Resarch and Community Service (ICORcs), Minggu (26/6/2022) sore.

Responsive Images

Konferensi Internasional yang diprakarsai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut KH Abdul Chalim (LPPM IKHAC) Pacet Mojokerto tersebut mendatangkan sejumlah tokoh Islam dari berbagai perguruan tinggi nasional maupun internasional.

Tercatat ada 9 tokoh muslim international yang hadir, antara lain Syeikh Zakariya Marzuq (Khotib dan Imam Al-Azhar, Mesir), Dr. Toha Ali Muhammad (Universitas Al-Azhar, Mesir), Dr. Ahmad Yakhlif (Maroko), Elsidding Yousif Bilal Omer (Sudan), Dr. Syarief Dhou (Sudan), Prof. Dr. Ednan Aslan (University of Vienna, Austria), dan Habib Abdullah Al-Muhdor (Yaman).

Di hadapan peserta ICORcs, Gubernur Khofifah mengutip lima konsep Maqosid Syariah Imam Ghazali yakni menjaga Agama, jiwa, akal, harta dan keturunan.

Dirinya menyebut berbagai konferensi dan diskusi yang dilakukan seharusnya menyentuh pada tahapan action plan atau rencana aksi untuk memberikan solusi kongkrit atas permasalahan yang ada.

Konsep menjaga keturunan misalnya, khofifah menyebut saat ini banyak ditemukan kasus ibu hamil yang kehamilannya tidak diinginkan atau anak yang tidak diinginkan.

Ada beberapa penyebabnya, antara lain karena faktor pernikahan dini usia hingga faktor perkawinan inses atau perkawinan sedarah.

“Kaitan dengan (konesp) menjaga keturunan itu tidak sederhana. Maka sebetulnya kalau kita melakukan berbagai Konferensi itu yang penting adalah rekomendasi, tapi lebih penting lagi Action Plan (rencana aksi), kalau tidak ada Action Plan maka tidak usah bikin diskusi,” ujar Khofifah.

Contoh lainnya dalam konsep hifdul Mall atau menjaga harta, Khofifah menyoroti fenomena masyarakat yang dalam kondisi terjepit selalu pinjam uang ke rentenir dari pada ke perbankan.

Untuk memutus ketergantungan masyarakat terhadap rentenir itu menurut Khofifah tidak cukup dengan dakwah ulama atau ustad hanya menyebut rentenir itu haram, harus ada Action Plan lebih lanjut.

“Sangat banyak ulama yang berkata bahwa kefakiran mendekatkan kekafiran. Tapi apa yang bisa kita lakukan? maka pemprov Jatim keliling untuk menyalurkan zakat produktif baik dari baznas maupun BUMD provinsi Jatim. Jadi yang harus kita lakukan adalah Action Plan nya,” imbuhnya.

Gubernur Khofifah menyadari terbatasnya dana pemerintah untuk menyentuh. Namun ia meminta itu tidak menjadi alasan untuk berhenti berbuat sesuatu.

“Tapi kita tidak boleh berhenti, terus berjalan, terus menyapa, sedapat mungkin kita menghapus mata rantai rentenir,” pungkas Khofifah.

Sementara itu KH Asep Saifuddin Chalim, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto dalam sambutanya mengatakan meski biaya menggelar konferensi internasional ini sangar besar karena mengundang tokoh muslim dunia, namun pihaknya tidak mau menggelar konferensi internasional itu secara online via zoom. Sebab hal itu menurutnya adalah tidak menghargai ilmu.

“Awalnya (rencana panitia) konferensi internasional ini akan digelar secara online via zoom, tetapi saya tidak mau karena itu tidak menghargai ilmu, harus offline,” ujar Kiai Asep yang menanggung semua biaya terselenggaranya konferensi internasional ini.

Lebih lanjut Kiai Asep yang juga Ketua umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) ini juga menegaskan akan rutin menggelar konferensi internasional yang dipusatkan di kampus IKHAC Pacet Mojokerto.

“Kami akan menyelenggarakan ini (Konferensi Internasional) setiap satu semester sekali, dan mengundang tokoh muslim dari Universitas international yang terkenal, misalnya dari Universitas Al Azhar di Mesir, Az zaitunah di Tunisia dan sebagainya, kami juga akan mengundang perguruan tinggi dibawah naungan Nahdlatul Ulama. Konferensi internasional ini penting sekali sebab ada prosiding penyempurnaan pembuatan jurnal sebelum nantinya diterbitkan di Scopus, dan itu sulit sekali kalau bukan diterbitkan di konferensi internasional,” pungkasnya.

Responsive Images

Tinggalkan komentar