IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Optimalkan Bank Sampah

Avatar of Redaksi

 

Pj Wali Kota Mojokerto memberikan arahan terkait permasalahan sampah. (Diskominfo Kota Mojokerto)
Pj Wali Kota Mojokerto memberikan arahan terkait permasalahan sampah. (Diskominfo Kota Mojokerto)

Kota Mojokerto, Kabarterdepan.com – Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro mengajak warga Kota Mojokerto untuk memaksimalkan bank sampah untuk mengurangi sampah.

Responsive Images

Sektor limbah dan sampah saat ini menjadi salah satu pekerjaan rumah Pemkot Mojokerto. terlebih dalam peraingatan hari Bumi yang jatuh pada 22 April.

Menurutnya sampah sebagai salah satu sumber penghasil gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global dan berakibat pada perubahan iklim.

Bahkan menurut World Health Organization (WHO), dunia menghasilkan sampah sekitar 2 miliar ton per tahun. Sebagian besar dari jumlah tersebut tidak didaur ulang, yang kemudian menyebabkan kerusakan lingkungan. Timbunan sampah padat yang tidak didaur ulang juga menyebabkan emisi karbon yang besar.

Mengingat pentingnya pengelolaan sampah tersebut, Pj Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro mengajak seluruh masyarakat mengurangi sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) melalui berbagai upaya sederhana, seperti memisahkan sampah sesuai jenisnya, mengelola sampah organik dan anorganik, serta melakukan reduce, reuse, dan recycle.

“Kita punya bank sampah, serta program budidaya maggot. Mari kita optimalkan itu sebagai upaya mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA,” tutur Mas Pj, sapaan akrab Ali Kuncoro, Minggu (21/4/2024).

Untuk optimalisasi Bank Sampah, Pemkot Mojokerto juga mensinergikan dengan program Bapak Samerto (Bayar Pajak Pakai Sampah di Kota Mojokerto) yang kini telah ditransformasikan berbasis digital dengan inovasi Bajak Sambal Terasi (Bayar Pajak pakai Sampah Langsung Terintegrasi).

Selain bank sampah, imbuh Ali Kuncoro, upaya pengurangan timbunan sampah juga dilakukan dengan menerapkan budidaya maggot. Inovasi ini cukup efektif untuk menekan produksi sampah jenis organik di skala rumah tangga.

Dalam hal ini sampah basah dapat digunakan untuk pakannya maggot. Seperti nasi sisa kemarin, sayur sisa kemarin, kulit buah-buahan, dan lain sebagainya. Maggot ini juga bisa menghasilkan uang karena bernilai ekonomi. Maggot bisa digunakan untuk pakan ikan dan unggas menggantikan pelet yang merupakan produksi pabrikan.

Dengan adanya maggot yang dibudidaya sebagai pakannya ikan seperti lele, biaya produksinya juga dapat menurun, sehingga keuntungan menjual lele yang telah dibudidaya akan lebih besar, karena biaya membeli pakan menurun namun harga jualnya tetap.

“Skema untuk mengurangi sampah sudah kita buat sedemikian rupa, jika kesadaran masyarkat akan kebersihan dan pengelolaan sampah sudah baik, tentu nantinya volume sampah akan bisa berkurang dengan sendirinya,” ulasnya. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar