Sragen, kabarterdepan.com- Pengembangan lahan pertanian tembakau di Kabupaten Sragen mengalami kenaikan. Lahan pertanian tembakau yang sebelumnya hanya 150 hektar, sekarang luasannya menjadi 300 hektar.
“Tidak dipungkiri, trend naiknya lahan petani tembakau di Sragen merupakan dampak keberhasilan tersebut merupakan suksesnya penyaluran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) di Kabupaten Sragen,” ujar Eka Rini Mumpuni Titi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, Kabupaten Sragen, Jumat (5/4/2024).
Sebagai leading sektor bidang Pertanian salah satu penyaluran program kegiatan DBHCHT 2024 Dinas Pertanian Kabupaten Sragen memfokuskan bantuan tersebut untuk mendukung sarana dan prasarana petani tembakau di wilayah Sragen yang semakin meningkat.
“Di tahun 2022-2023 petani tembakau di Kabupaten Sragen hanya terdapat di tiga Kecamatan yakni Mondokan,Sukodono dan Sumberlawang, kini jumlah petani tembakau meningkat di 10 Kecamata di Sragen antara lain Kecamatan Sragen Sidoarjo,Gemolong, Sambirejo,” papar Eka Rini.
Menurutnya, beberapa kegiatan DBHCHT nantinya, difokuskan untuk bantuan pupuk, Saprodi perajang tembakau dan pelatihan kepada petani tembakau baru di Sragen, rencananya pemberian bantuan tersebut diberikan sebelum masa tanam tembakau yakni bulan April, Mei, dan Juni.
Terkait bantuan pupuk untuk lahan tembakau yang bersumber dari APBD 1 yang semula hanya mencakup 10 hektar namun di tahun ini sudah mencapai 170 hektar untuk kebutuhan pupuk
“Kehadiran bantuan pemerintah melalui DBHCHT diharapkan mampu menarik petani tembakau baru di wilayah Kabupaten Sragen,” ujarnya.
Upaya Dinas Pertanian dalam peningkatan lahan pertanian tembakau di Kabupaten Sragen tergolong sukses dengan menggandeng perusahaan mitra yang membeli hasil panen tembakau petani di Sragen.
Saat ini tercatat ada tiga perusahaan ternama yang menjadi mitra petani tembakau di Sragen seperti PT Pradana dari Sampoerna serta PT AOI (Asian one Indonesia) dari Djarum dan PT prabu dari gudang garam tertarik untuk membeli hasil panen tembakau di Kabupaten Sragen.
“Dengan adanya perusahaan mitra diharapkan petani tembakau di Sragen dapat menjaga kualitas bahan baku tembakau murni untuk menjaga harga pasar,” harap Eka rini.
Eka Rini menambahkan, selain komunikasi petani dengan perusahaan mita, Dinas Pertanian juga akan melakukan bimtek bersama petani tembakau Sragen. Selain itu ada studi banding tentang pengolahan hasil panen tembakau di Temanggung.
Disinggung terkait BLT DBHCHT pihaknya mengatakan, dinas selektif dalam mengusulkan calon penerima bantuan BLT. Eka Rini juga menggandeng asosiasi petani tembakau Indonesia di Sragen untuk berkoordinasi mengusulkan nama-nama yang nantinya diusulkan untuk mendapat BLT DBHCHT.
“Dengan adanya penambahan petani baru tembakau di Sragen serta dibarengi dengan adanya perusahaan mitra diharapkan di tahun depan alokasi anggaran dana bagi hasil cukai hasil tembakau di Sragen lebih besar lagi,” pungkasnya. (kin)
Eksplorasi konten lain dari Kabar Terdepan
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.