IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

210 Santri Pagar Nusa Kabupaten Mojokerto Dibaiat

Avatar of Redaksi
Pembaiatan 210 Santri Pagar Nusa Kabupaten Mojokerto, Minggu (19/2/2023)
Pembaiatan 210 Santri Pagar Nusa Kabupaten Mojokerto, Minggu (19/2/2023) pagi

Kabupaten Mojokerto – Sebanyak 210 santri Pagar Nusa Mojokerto dibaiat di aula PCNU Kabupaten Mojokerto, Minggu (19/2/2023) pagi.

Saat dibaiat, ratusan santri itu disertai oleh 900 pendampingi. Pembaiat ini juga sekaligus memperingati Hari Lahir Pagar Nusa ke-37 yang sejatinya diperingati pada tanggal 3 Januari 2023.

Responsive Images

Ketua PW Pagar Nusa Jatim, H Abdul Muchid mengatakan, pembaiatan ini seperti pengesahan. Jadi, setelah dibaiat, santri tersebut sudah sah menjadi anggota Pagar Nusa, ia berhak memakai sabuk hijau.

Pemotongan tumpeng Harlah NU ke-37 dan Baiat Santri Pagar Nusa
Pemotongan tumpeng Harlah NU ke-37 dan Baiat Santri Pagar Nusa

“Kalau di perguruan silat lain, dimulai dengan sabuk putih, kuning dan seterusnya. Sedangkan, di Pagar Nusa itu ada palet diujungnya, mulai dari putih, kuning, merah, biru, coklat dan hitam di tingkat wilayah,” ungkap H Abdul Muchid.

Lebih lanjut, Abdul Muchid menyampaikan, terkait pertikaian atau perkelahian antar perguruan silat itu biasanya dari komunitas. Semoga yang baru ini tidak terlibat dengan teman-teman yang lama.

“Jadi, yang lama itu dari komunitas. Dahulu, pernah latihan Pagar Nusa, ia masih anggota namun tidak latihan lagi, buat ulah di luar. Sebenarnya, ini juga sama dengan perguruan sebelah, karena itu tadi saya sampaikan, bahwa saya membentuk tim pasukan inti untuk memberantas,” jelas Abdul Muchid.

Atraksi silat oleh Santri Pagar Nusa
Atraksi silat oleh Santri Pagar Nusa

Menurutnya, aparat masih setengah-setengah dalam mengani permasalahan ini. Kecuali, jelas pembunuhan, karena nanti mereka khawatir akan didemo. Supaya tidak ada demo, pihaknya dari perguruan harus berani dan menindak tegas.

“Pasukan inti nantinya akan dibekali jurus-jurus khusus atau kunci untuk menertibkan anggota Pagar Nusa yang suka hura-hura, pakai sepeda motor dengan knalpot brong. Terkadang, cuma 5 orang, benderanya diobat-abitkan. Kalau ada bendera dengan gambar tengkorak besar, saya suruh lepas karena kita sudah punya logo sendiri,” tegasnya.

Abdul Muchid menuturkan, sudah berkali-kali dipanggil Dirintelkan maupun Polres setempat, tanda tangan, pakai meterai bahkan habis meterai satu meja tapi yang membuat ulah itu yang di luar.

“Jadi, seperti yang di Dawarblandong, yang nyerang Pagar Nusa itu katanya dari perguruan A, ternyata setelah didalami Polisi ternyata perguruan B. Itulah yang akan merusak nama perguruan silat. Sebenarnya itu bukan jiwa pendekar, pendekar bukan seperti itu. Kalau lawannya sudah menyerah, minta ampun, ya sudah selesai bukan malah dihajar terus,”cetusnya.

“Kalau perlu, jika ada anggota Pagar Nusa yang melanggar hukum, kitalah nanti yang akan menyerahkan ke polisi. Nggak perlu kita bela, jebloskan itu, biar jera,” tandasnya.

Responsive Images

Tinggalkan komentar