IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Terus Tekan Stunting, Bupati Mojokerto Gencarkan Gelora Cinta dan Satyangatra

WhatsApp Image 2024 05 10 at 12.00.44 PM
Program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra). (Kominfo Kab Mojokerto)

Kabupaten Mojokerto, Kabarterdepan.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto berupaya menekan angka stunting di Bumi Majapahit. Salah satu upayanya, melalui Program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra).

Kali ini, pelaksanaan Gelora Cinta dan Pusyangatra yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto inimenyasar para ibu dan anak-anak Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Rabu (8/5/2024) sore.

Responsive Images

Dalam arahannya, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengungkapkan, penyebab terjadinya stunting diakibatkan dua hal yakni kekurangan gizi kronis serta infeksi secara berulang.

“Stunting ini penting karena pertumbuhan otak anak kita terjadi mulai dia berada di kandungan hingga usia lima tahun, kalau sudah 5 tahun selesai pembentukan otaknya. Sehingga janin di dalam kandungan itu tidak boleh kurang gizi karena akan berpengaruh pada proses pembentukan otaknya. Dan nanti menyebabkan tingkat kecerdasannya berkurang,” ucapnya.

Orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto ini juga menjelaskan, ada beberapa tolak ukur yang dapat menentukan bayi yang terpenuhi gizinya dan bayi yang mengalami stunting.

“Jadi tolak ukur gizinya balita ini kurang atau tidak bisa dilihat dari panjang badannya, berat badannya, dan lingkar kepalanya. Jadi kalau anaknya kurus nanti juga lingkar kepalanya jadi kecil,” ungkapnya.

Selanjutnya, terkait dengan kriteria bayi yang sehat, Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto itu juga menyampaikan bahwa bayi yang sehat adalah bayi yang memiliki berat badan ideal.

“Bayi ini kriteria sehatnya juga banyak jadi tidak harus gemuk, kalau dinilai dari berat badan maka dia harus berada di posisi hijau. Karena kalau gemuk pun nantinya bisa berpotensi terkena obesitas. Dan bisa dari perkembangan, apakah sudah sesuai dengan perkembangannya,” ujarnya.

Selain itu, untuk mencegah terjadinya bayi lahir stunting, Bupati Ikfina juga mengimbau agar pasangan usia subur (PUS) terlalu tua untuk tidak hamil, karena sangat beresiko melahirkan bayi stunting.

“Tolong yang usianya diatas 35 tahun, saya minta tolong untuk jangan hamil. Karena produksi sel telur ini juga usianya sudah tua dan sudah banyak yang rusak. Dan nantinya juga bisa beresiko untuk ibu dan anaknya,” tuturnya.

Di akhir arahannya, Bupati Ikfina juga berpesan untuk para ibu hamil agar meminum vitamin untuk menunjang pemenuhan gizi ibu maupun calon bayi.

“Mudah-mudahan pertemuan kita yang tidak lama ini bisa meningkatkan pengetahuan semuanya, saya juga minta tolong kepada ibu hamil jangan malas minum vitaminnya tadi. Jaga putra putrinya masing-masing jangan sampai kurang gizi, waktu ibu terbatas hingga usianya lima tahun kalau ingin anaknya cerdas maksimal. Saya minta tolong diupayakan ibu hamil tidak boleh kurang gizi dan harus ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun,” pungkasnya.

Diketahui dalam program turut dihadiri oleh Camat Trawas beserta Forkopimca, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Trawas, Kepala Desa Selotapak dan Ibu Kepala Desa, Kepala KUA serta Kelapa Puskesmas Kecamatan Trawas. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar