IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

TBRS Tetap Dipertahankan Jadi Pusat Kesenian dan Kebudayaan Kota Semarang

Avatar of Redaksi
Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wali Kota Semarang. (Ahmad/kabarterdepan.com)
Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wali Kota Semarang. (Ahmad/kabarterdepan.com)

Semarang, kabarterdepan.com – Kabar baik bagi para seniman dan budayawan di Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang akan tetap mempertahankan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) sebagai pusat kesenian dan kebudayaan.

Hal tersebut dikemukakan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, sesaat sebelum menunaikan sholat Ashar di masjid Balaikota Semarang, Selasa (9/4/2024).

Responsive Images

Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota, mengatakan, peran TBRS akan dikembangkan sebagai ruang dan fasilitas seniman dan budayawan di Kota Semarang.

“Para budayawan, pemerhati budaya, saya sudah memutuskan Gedung Ngesti Pandowo tetap dipertahankan,” ujarnya optimistis.

Tujuan dari peningkatan taman budaya tersebut tak lain sebagai apresiasi sekaligus mendorong seniman melahirkan karya dan menjaga kelestarian kebudayaan di Ibu Kota Jawa Tengah.

“Kami mendapatkan masukan karena seniman itu biasanya merokok, duduknya jegang, kalau di tempat baru tidak boleh merokok, duduknya harus manis, kalau tidak kursinya bisa terlipat,” katanya.

Menurutnya, permasalahan sosial dan kebudayaan yang sedang dihadapi Kota Semarang adalah rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan seni dan budaya.

Termasuk kurangnya fasilitas dan sarana pendukung, serta lemahnya pengelolaan dan perlindungan warisan budaya. Dia mengatakan, detail engineering design (DED) kawasan TBRS akan dikebut tahun ini.

“Sehingga diperbaiki, diperbarui, mungkin ditambah sound yang bagus. Itu adalah untuk seniman berkarya, mungkin kebiasaan seniman yang jagongan untuk berkarya sambil ngerokok, ngopi, gondrong ini mesti kita pertahankan,” tambahnya.

Pengembangan taman budaya juga termasuk pengelolaan atau penataan tempat pedagang kaki lima (PKL) di dalamnya.

“Pengembangan TBRS kami minta tahun ini disiapkan DED, pengelolaan shelter untuk PKL, sehingga menjadi kebanggaan para budayawan,” ujarnya.

Peningkatan TBRS tersebut termasuk yang akan dikembangkan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang pada 2025 hingga 2045.

“Dalam skema pengembangan, dua tempat tersebut akan dijadikan satu pintu. Eks-Wonderia disulap menjadi hutan kota sekaligus merenovasi Makam Mbah Kyai Genuk, yang dikenal sebagai Wali Agung Semarang, untuk disupport menjadi pusat kegiatan religi,” tukasnya.

Ada sejumlah ruang dan fasilitas baru yang akan dibangun di Kompleks TBRS. Seperti, plaza pertunjukan outdoor, amphitheater, gedung teater, creative hub, hingga wisma seniman. (Ahmad)

Responsive Images

Tinggalkan komentar