Jakarta, kabarterdepan.com – Lembaga Survei LSI Denny JA merilis survei terbaru elektabilitas partai politik (Parpol) Desember 2023.
Dilansir dari kanal YouTube LSI Denny JA Official, survei tersebut dilakukan pada 20 November hingga 3 Desember 2023 terhadap 1.200 responden dengan metode multi-stage random sampling.
Dalam survei itu LSI Denny JA menetapkan Gerindra di posisi teratas mendapatkan elektabilitas 19,5 persen, ditempel PDIP dengan 19,3 persen.
“Dalam survei terakhir LSI Denny JA bahwa pertama kalinya sejak 2014 PDIP dilampaui Gerindra. Ini temuan yang menarik tentunya pada awal bulan Desember akhir November ini, di mana datanya kita dapati bahwa Gerindra telah mencapai 19,5 persen, disusul PDIP 19,3 persen,” kata Hanggoro, Selasa (19/12/2023).
Ia menjelaskan, keunggulan Gerindra atas PDIP itu masih dalam rentang margin of error.
“Bisa saja +2,9 atau -2,9, tetapi data ini menunjukkan bahwa tren kenaikan Gerindra telah melampaui PDIP,” tutur dia.
Sementara di urutan ketiga adalah Golkar dengan elektabilitas 11,6 persen, diikuti PKB 7,7 persen. Hanggoro menyebut elektabilitas ini bisa saja berubah dengan hasil Pemilu 2024.
“Kemudian disusul nomor 3 adalah Golkar, PKB, PKS, NasDem, dan lain-lain. Data ini masih menyisakan yang belum memutuskan, tidak tahu, tidak jawab atau rahasia ini masih angka 14,7 persen. Sehingga data ini ketika nanti pada bulan Februari sangat mungkin bisa berubah bergantung banyak hal, terutama siapa yang bisa paling banyak menarik 14,7 persen yang belum menentukan pilihan,” katanya.
Hanggoro menambahkan, tren pergerakan elektabilitas Gerindra terus naik mulai Januari 2023.
“Data ini tidak tiba-tiba muncul, tracking sejak awal tahun ini mulai dari Januari hingga bulan November terjadi fluktuasi, tetapi secara umum PDIP sampai Oktober selalu unggul dibandingkan dengan Gerindra,” pungkasnya.
Inilah hasil survei LSI Denny JA tentang elektabilitas partai politik:
– Gerindra 19,5%
– PDIP 19,3%
– Golkar 11,6%
– PKB 7,7%
– PKS 7,3%
– NasDem 5,8%
– Demokrat 3,6%
– PAN 3,3%
– PPP 2,9%
– PSI 1,5%
– Hanura 1%
– Perindo 1%
– Gelora 0,3%
– Partai Buruh 0,2%
– PKN 0,2%
– Ummat 0,1%
– Garuda 0%
– PBB 0%
tidak jawab/tidak tahu 14,7%. (*)
