IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Kesbangpol Jateng : Masyarakat Harus Mampu Tangkal Gerakan Radikalisme

Avatar of Redaksi
gerakan radikalisme
Haerudin, Kepala Badan Kesbangpol Jateng. (Ahmad/kabarterdepan.com)

Semarang/Kabarterdepan.com – Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Tengah (Jateng) mengajak masyarakat di Jateng untuk mewaspadai gerakan radikalisme melalui ciri yang bisa dikenali dari sikap dan paham radikal.

Demikian dikatakan Haerudin, Kepala Badan Kesbangpol Jateng, di kantornya Senin (22/4/2024).

Responsive Images

Haerudin menekankan paham radikal salah satunya memiliki ciri sikap intoleran atau tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain. Selain itu, fanatik atau selalu merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah.

“Ciri berikutnya, eksklusif atau membedakan diri dari umat Islam umumnya dan revolusioner atau cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan,” ujarnya.

Menurutnya, memiliki sikap dan pemahaman radikal saja tidak mesti menjadikan seseorang terjerumus dalam paham dan aksi terorisme. Ada faktor lain yang memotivasi seseorang bergabung dengan jaringan terorisme.

Faktor lain, lanjutnya, salah satunya adalah faktor domestik, yakni kondisi dalam negeri yang semisal mengalami kemiskinan, ketidakadilan atau merasa kecewa dengan pemerintah.

Selain itu, kata Haerudin, faktor internasional, yakni pengaruh lingkungan luar negeri yang memberikan daya dorong tumbuhnya sentimen keagamaan seperti ketidakadilan global, politik luar negeri yang arogan, dan imperialisme modern negara adidaya.

“Ketika, ada faktor kultural juga sangat terkait dengan pemahaman keagamaan yang dangkal dan penafsiran kitab suci yang sempit dan leksikal (harfiyah),” paparnya.

Pihaknya menambahkan pola penyebaran gerakan radikalisme pun dilakukan melalui internet dalam bentuk informasi (majalah elektronik), permainan isu melalui akun di media sosial seperti Facebook dan Twitter, cuci otak melalui chatting/dialog lewat dunia maya, pengajian dalam kelompok kecil (ekslusif) dengan pembimbing.

“Cara lain, mereka melakukan propaganda dan provokasi mengenai negara yang mengancam keberadaan penganut agama, menanamkan kebencian terhadap pemerintah dan umat muslim yang bukan kelompoknya serta umat agama lain, ini harus diwaspadai,” pungkasnya. (Ahmad)

Responsive Images

Tinggalkan komentar