IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Kelurahan Prajurit Kulon Tingkatkan Ekonomi Warha Dengan Budidaya Magot dan Pupuk Kompos

Lurah Prajurit Kulo Koka Majokerto, Sucipto Hariyono, Sabtu (3/2/2024). (Erix/kabarterdepan.com
Lurah Prajurit Kulom Kota Majokerto, Muhammad Nurhadi, Sabtu (3/2/2024). (Erix/kabarterdepan.com

Mojokerto, Kabarterdepan.com – Inovasi ‘Gempa Genting’ yang digagas Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto kini berkembang menjadi peningkatan ekonomi warga.

Selain program ‘Gempa Genting Ning Emi’, Kelurahan Prajuri Kulon juga mempunyai program ‘Melampahsri’.

Responsive Images

Sebelumnya kelurahan Prajurit Kulon membuat program Gempa Genting yaitu kepanjangan dari Segenggam Sampah Gawe Stunting.

“Tujuannya mengurangi sampaah rumah tangga yang dimanfaatkan untuk budidaya maggot. Gempa Genting sendiri sudah berjalan sejak tahun 2022 di Kelurahan Prajurit Kulon saat Lurah Sucipto Hariyono. Namun saat ini program Gempa Genting di kembangkan kembali menjadk Gempa Genting Ning Emi,’ ujarnya, Sabtu (3/2/2024)

Tujuan program Gempa Genting, imbuh Nurhadi, untuk mengurangi sampah rumah tangga yang dimanfaatkan untuk budidaya maggot.

magggot itu tersebut untuk pakan lele yang diternak oleh Kelurahan Prajurit Kulon. Selain itu, warga Prajurit Kulon yang hendak mengurus atminitrasi di kantor Kelurahan Prajurit Kulon, diwajibkan membawa sampah organik yaitu seperti buah-buahan dan sayuruan untuk memberi makan maggot. Selain budidaya maggot, kelurahan prajurit kulon juga membuat ternak ikan lele, tujuannya untuk dibagikan di warganya yang mempunyai bayi stunting yang ada di Kelurahan Prajurit Kulon.

Lurah Prajurit Kulon, Mohammad Nurhadi, mengatakan, Gempa Genting Ning Emi yaitu, Segenggam Sampah Gawe Stunting dan Peningkatan Ekonomi. Perkembangan tersebut agar warga Prajurit Kulon mendapatkan tambahan ekonomi maggot, dikarenakan maggot mempunyai nilai ekonomi.

“Jadi budidaya maggot selain untuk anak stunting, bisa juga untuke mengembangkan ekonomi warga, dikarenakan maggot juga mempunyai nilai ekonomi. Jika dijual juga harganya mahal, jadi tambahan pendapatan untuk warga yang budidaya maggot,” ucap Nurhadi. Sabtu (3/2/2024).

Nurhadi juga mengatakan, selain program Gempa Genting Ning Emi. Tahun ini dirinya juga membuat inovasi baru yang dinamakan Melampahsri, yaitu Mengelolah Sampah Secara Mandiri. Inovasinya di TPS itu akan mengelola sampah organik untuk menjadi kompos.

Agar Kelurahan Prajurit Kulon mempunyai produk kompos tersendiri. Kedepannya hasil penjualan kompos berjalan dengan baik akan di buatkan uang khas. Dari uang khas tersebut, nantinya akan dibelikan mesin pengelolah plastik, agar bisa memproduksi biji plastik dari bahan sampah plastik di TPS.

“Jadi dengan program Melampahsri itu otomatis sampah yang ada di TPS itu berkurang, bahkan nantinya nol. Jadi kelurahan prajurit kulon bisa mengelola sampah sendiri secara mandiri. kita berdirikan BUMKEL yaiutu Badan Usaha Milik Kelurahan,” Kata Nurhadi.

Nurhadi berharap, Warga Kelurahan Prajurit Kulon nantinya bisa mengelola sampah menjadi nilai tambah ekonomi. Dari sampah menjadi nilai ekonomis yang bisa diolah menjadi pupuk kompos dan biji plastik yang tentunya mempunyai nilai ekonomi tinggi. ) *)

Responsive Images

Tinggalkan komentar