Mojokerto, KabarTerdepan.com – Tempat pengolah sampah menggunakan sistem reduce-reuse-recycle atau yang lebih dikenal dengan nama TPS3R mungkin belum banyak dikenal. Masyarakat lebih mengenal istilah TPS (Tempat Pembuangan Sementara) atau TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sebagai tempat pembuangan sampah secara umum.
Nah, ada beberapa TPS3R di Kabupaten Mojokerto. Namun yang aktif bisa dihitung jari, di antaranya TPS3R di Desa Trawas. Tak hanya aktif, namun TPS3R di Desa Trawas juga menjadi salah satu tempat yang sering dijadikan rujukan belajar mengenai pengolahan sampah.
Bahkan bisa dikatakan, selain sebagai tempat pengolah sampah, TPS3R Trawas juga sebagai tempat wisata tersendiri bagi pegiat lingkungan, terutama yang bergerak di sektor kebersihan sampai pertanian. Karena tidak hanya memilah sampah, tetapi juga mengolahnya menjadi pupuk organik untuk pertanian.
‘’Sampah plastik dan kaleng kami pisahkan dengan sampah yang lain. Sampah non plastik ini yang kami olah menjadi pupuk organik,’’ kata Sisyantoko, dari Bank Sampah Induk Kabupaten Mojokerto.
Pria yang akrab dipanggil Cak Toko ini kemudian menjelaskan bahwa pupuk organik hasil produksinya sudah digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Mulai sayuran, tanaman bunga, sampai padi.
Aktivitas TPS3R itulah yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri dan sering dikunjungi berbagai kalangan, mulai dari siswa, pegiat lingkungan, darma wanita, ibu-ibu PKK, sampai generasi muda pegiat lingkungan. Seperti pada Minggu pagi (18/6/2023) lalu, TPS3R dikunjungai seklompok anak muda dari Kabupaten Malang yang tergabung dalam Generasi Muda Welirang (GPW).
Cak Toko yang juga Direktur Wehasta (Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta) yang menjadi penggerak Bank Sampah Induk Kabupaten Mojokerto, menjelaskan, anak-anak muda yang tergabung dalam GPW tersebut mengunjungi Rumah Kompos Trawas dan TPS3R. ‘’Karena sampah hasil pemilahan di TPS3R kami olah menjadi pupuk di rumah kompos, jadi dua tempat itu yang sering dikunjungi,’’ jelasnya.
Ketertarikan para pemuda yang tergabung dalam GPW terhadap pengelolan sampah di PS3R Desa Trawas itu karena selain bisa mereduksi sampah di kampung, juga bisa menghasilkan uang dari pengolahan sampah tersebut. Karena itu mereka sangat ingin belajar mengelola sampah rumah tangga. ‘’Sekaligus ingin menerapkan pengolahan sampah di kampungnya,’’ tuturnya.
Sebelum mengunjungi TPS3R Desa Trawas dan Rumah Kompos, mereka mendapat penjelasan mengenai pengolahan sampah secara terpadu. Dalam pengarahan yang dilakukan di Paseban Agung, Cak Toko menjelaskan berbagai hal mengenai pengelolaan sampah, mulai dari pemilahan di rumah tangga, pengangkutan, dan pemilahannya di TPS3R.
Selain itu diberikan penjelasan mengenai pengolahan serta pemanfaatan sampah organik menjadi kompos dan sebagai pupuk pertanian. Mereka pun antusias mengikuti penjelasan yang disampaikan Cak Toko.
Usai dari Paseban, mereka mengunjungi Rumah Kompos dan mengelola kompos dari bahan kohe (kotoran hewan) dan limbah industri. Setelah memahami kompos, anak-anak muda GPW diajak praktik aplikasi pengunaan sebagai media tanam sayur.
Setelah itu mereka pun menuju TPS3R Desa Trawas yang terletak di belakang Mapolsek Trawas. Di TPS3R, Muryanto alias Cak Ambon, salah satu tim teknis TPS3R menjelaskan alur kerja pengolahan sampah di TPS3R.
TPS3R Trawas tak hanya dikunjungi GPW, Ibu-ibu kelompok PKK Dusun Trawas dari RW 3 juga tertarik melihat pengolahan sampah di tempat itu. Selain itu juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya dan dari daerah lain di Mojokerto dan luar Mojokerto juga mengunjungi TPS3R Trawas. (*)
