IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Demokrat Blak-blakan Bicara Anies-Cak Imin : Mereka yang Tidak Jujur

 

Ahy
Ketua Umum Partai Demokrat, AHY saat keonferensi Pers, Senin (4/9/2023). (tangkapan layar YouTube Agus Yudhoyono)

Jakarta, KabarTerdepan.com – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) blak-blakan berbicara keluarnya partai Demokrat dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) dan mencabut dukungan untuk Bakal Calon Presiden Anies Baswedan. Menurutnya hal itu wajar karena ada pihak yang tidak jujur dan melanggar komitmen.

Responsive Images

Sebelumnya, Demokrat mengklaim bahwa Anies sedianya telah berkali-kali meminta AHY untuk jadi pendampingnya pada pemilu presiden mendatang. Namun faktanya dalam waktu yang sangat singkat, Anies lebih memilih Muhaimin Iskandar atau cak Imin menjadi Bakal calon wakil Presiden (Bacawapres). Padahal saat itu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dinakhodai Cak Imin tidak berada di koalisi tersebut.

AHY dalam pidatonya yang dilansir dari kanal YouTube Agus Yudhoyono menyebut wajar kader demokrat marah dan kecewa.

“Marah dan kecewa bukan karena ketumnya tidak menjadi cawapres, tapi karena perjuangan Demokrat telah dilukai oleh mereka yang tidak jujur, serta telah melanggar komitmen dan kesepakatan,” tegas AHY yang dilansir, Selasa (5/9/2023).

Bagi demokrat, lanjut AHY, kejujuran merupakan sesuatu yang fundamental. Dalam berkoalisi, kesepakatan antar partai koalisi yang tertuang dalam komitmen harus diprioritaskan.

“Seolah etika, integritas pribadi, dan komitmen politik menjadi tidak lagi penting dan relevan dalam mencapai tujuan. Ini yang justru menebalkan keyakinan politik saya bahwa perubahan benar-benar diperlukan, karena demokrasi yang sejati hanya bisa terawat dan tetap eksis jika hal-hal mendasar tadi tetap dipertahankan,” terangnya..

AHY mengingatkan kembali bahwa partai politik adalah sebuah institusi, bukan pribadi. Sehingga, ada tata kelola dan mekanismenya, apalagi pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

“Memilih pemimpin, utamanya calon presiden dan calon wakil presiden yang kelak akan bertanggung jawab atas lebih dari 270 juta jiwa tidak bisa hanya diputuskan begitu saja dalam hitungan menit oleh segelintir orang. Sesuai dengan konstitusi, Partai Demokrat tentu harus dimusyawarahkan terlebih dahulu dan dibicarakan dalam wadah majelis tinggi partai,” ujar AHY.

Putra presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu mengaku sejak awal Partai Demokrat sudah mewanti-wanti kepada koalisi agar tidak melakukan fit accomply atau dalam tanda kutip, memaksa Partai Demokrat untuk menerima sebuah keputusan-keputusan yang sepihak tanpa melibatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan tersebut.

“Bagi kami lebih baik bersepakat untuk tidak sepakat, agree to disagree, daripada dipaksa menerima keputusan yang kami sendiri tidak terlibat dalam prosesnya. Inilah substansinya, teman-teman sekalian, sehingga kami menghimbau, janganlah hal yang besar dikecilkan, sementara hal yang kecil dibesar-besarkan,” tegasnya.

Selanjutnya AHY mengaku partai Demokrat saat ini sudah move on. Ia menyatakan Partai Demokrat siap menyongsong peluang-peluang baik di depan. Tak lupa ia mengucap selamat atas deklrasi Anies-Cak Imin.

“Saya mengucapkan selamat kepada Bapak Anies Rasyid Baswedan dan bapak Muhaimin Iskandar yang baru saja mendeklarasikan sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024 ke depan, semoga sukses,” pungkasnya. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar