IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Titik Nol Trawas, Tempat Nongkrong Asyik dengan View Dua Gunung

Avatar of Redaksi
Pengunjung Titik Nol Trawas, Tatik Nur Hasanah (Lintang / KabarTerdepan.com)
Pengunjung Titik Nol Trawas, Tatik Nur Hasanah (Lintang / KabarTerdepan.com)

Kabupaten Mojokerto, KabarTerdepan.com – Menikmati pemandangan area persawahan dan dua gunung sambil bersantai di sore hari di sebuah kafe yang ada di Desa Duyung, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto ini berbeda dengan yang lain.

Pasalnya, jika tempat tongkrongan atau cafe berada biasa di perkotaan, berbeda dengan cafe yang ada di Titik Nol Trawas yang kini viral di Platfom media sosial Tik-Tok dan Instagram.

Responsive Images

Ya, ini adalah biasa disebut dengan Titik Nol Trawas, dimana lokasinya yang berada di area persawahan tanaman kacang dan dikelilingi dua gunung Penanggungan sisi utara dan gunung Welirang di sisi selatan.

Sejumlah remaja pun dari berbagai daerah berdatangan sili berganti setiap sore hari hanya untuk sekedar menikmati minuman sambil menunggu pemandangan sunset.

Seperti yang dilakukan Tatik Nur Hasanah, ia mengatakan, datang dengan sengaja datang untuk menikmati keindahan sore hari bersama adik kandungnya.

“Viewnya disini cukup bagus, tadi sama adik saja,” katanya saat ditemui. Pada Sabtu (20/10/2023) sore.

Tatik menambahkan, dilokasi menyediakan beberapa minuman mulai dari es dan minuman panas serta beberapa makanan ringan yang menurutnya harganya cukup terjangkau.

“Tadi ada pentol bakar, kentang goreng dan es stobery,” tuturnya.

Terpisah, Fani Adi Prasetyo, salah satu pengunjung asal Pasuruan yang juga datang bersama enam temanya sempat mendokumentasikan momen detik detik pemandangan matahari terbenam.

Lokasi menuju Titik Nol Trawas

Sementara itu, Muhammad Irfan, salah satu Pengelola menjelaskan, jika cafe kini viral di beberapa platfom media sosial ini dikelola oleh sejumlah pemuda Desa setempat.

“Cafe dikelola oleh pemuda dari pemuda kita guyub rukun untuk membuat usaha, kita patungan dari pemuda dan kita kelola lalu dimasukkan ke kas,” ungkapnya.

Sebanyak 10 pemuda telah berkolaborasi untuk mengelola bersama dan diperkejakan secara gotong royong.

“Sisanya kita bagikan untuk yang bekerja pengelolanya yang sekarang ada 10 pemuda,” tuturnya.

Masih kata Irfan, menu favorit yang diandalkan terdapat kopi pawitra yang merupakan hasil panen biji kopi dari Desa Duyung sendiri.

“Kalau minuman kita perkopian, robusta pawitra yang diambil dari asli tanah Trawas,” pungkasnya.

Responsive Images

Tinggalkan komentar