Lumajang, KabarTerdepan.com – Cuaca ekstrem melanda Kabupaten Lumajang, jalur Lumajang Malang lumpuh. Dalam sehari, tiga jembatan putus karena diterjang lahar dingin dari Gunung Semeru,Jumat (7/7/2023)
Jembatan yang pertama putus di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, pukul 14.00 WIB. Jembatan tersebut menghubungkan Lumajang-Malang. Kini akvititas warga yang menuju Malang atau sebaliknya mengakibatkan jalur Lumajang Malang lumpuh.
Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kantor BPBD Lumajang Atma Teguh Pambudi mengatakan jembatan gantung Kali Regoyo yang menghubungkan Dusun Kebondeli dengan Sumberwuluh putus sekitar pukul 16.00.
Jembatan Kali Regoyo merupakan akses utama transportasi warga Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, dengan Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro dan Pasirian, Lumajang. Jembatan Kali Regoyo memiliki panjang mencapai 150 meter dengan lebar 1,8 meter.
Tak berselang lama jembatan Kloposawit yang menghubungkan Kloposawit dan Tumpeng juga putus. Ini terjadi karena kedua jembatan tersebut dalam satu aliran banjir.
Derasnya aliran lahar Semeru ini membuat warga khawatir lahar dingin itu meluber ke kampungnya. “Karena itu, sekitar 80-an warga mengungsi di Balai Desa Jarit, Kecamatan Pronojiwo,” ujar Atma.
Cuaca ekstrem melanda Kabupaten Lumajang. Dalam sehari, tiga jembatan putus karena diterjang lahar dingin dari Gunung Semeru, Jumat (7/7/2023)
Jembatan yang pertama putus di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, pukul 14.00 WIB. Jembatan tersebut menghubungkan Lumajang-Malang.
Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kantor BPBD Lumajang Jawa Timur, Atma Teguh Pambudi mengatakan jembatan gantung Kali Regoyo yang menghubungkan Dusun Kebondeli dengan Sumberwuluh putus sekitar pukul 16.00.
Jembatan Kali Regoyo merupakan akses utama transportasi warga Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, dengan Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro dan Pasirian, Lumajang. Jembatan Kali Regoyo memiliki panjang mencapai 150 meter dengan lebar 1,8 meter.
Tak berselang lama jembatan Kloposawit yang menghubungkan Kloposawit dan Tumpeng juga putus. Ini terjadi karena kedua jembatan tersebut dalam satu aliran banjir.
Derasnya aliran lahar Semeru ini membuat warga khawatir lahar dingin itu meluber ke kampungnya. “Karena itu, sekitar 80-an warga mengungsi di Balai Desa Jarit, Kecamatan Pronojiwo,” ujar Atma.
Cuaca ekstrem ini juga menyebab longsor di Dusun Sriti RT 06 RW 03, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo. Kejadian ini mengakibatkan pasangan suami istri Galih Adi Perkasa (23)-Candra Agustina (2]) dan bayinya berumur empat bulan tertimbun tanah longsor. Akibat kejadian itu, ketiga korban mengembuskan terakhir. (*)