Lumajang, KabarTerdepan.com – Pendakian Puncak Semeru yang sesungguhnya akan segera dimulai setelah perjalanan dari Ranupani ke Kalimati di artikel sebelumnya, di Kalimati kami mendirikan tenda dan mulai masak buat makan malam sambil mempersiapkan segala sesuatunya untuk summit ke puncak Semeru esok pagi
Pukul 19.00 ditengah dinginnya udara malam, kami harus segera makan malam karena habis itu kami harus segera tidur karena harus bangun pukul 1.00 pagi agar bisa mulai pendakian puncak Semeru pukul 1.30 dengan estimasi 4 jam perjalanan santai ke puncak
Pada waktu mau tidur mulai kelihatan kalau persiapan pendakian puncak Semeru saya sangat kurang sekali untuk ngecamp karena selama ini saya selalu tektok kalau ke gunung jadi perlengkapan seperti sleeping bag, jaket, kaos kaki, sarung tangan kurang memenuhi syarat biarpun sudah semaksimal mungkin di persiapkan tetapi tetap masih ada aja yang kurang
Malam itu kaki saya kedinginan dan biasanya saya masuk ke sleeping bag aja sudah cukup tetapi waktu itu ternyata masih kurang, badan masih menggigil, tebersit perasaan kuatir kena hypo tetapi gejala-gejalanya saya tidak merasakan karena badan masih terasa ada hangatnya
Berusaha menghangatkan badan dengan masuk ke dalam sleeping bag lebih dalem, badan dibalut jaket rangkap 2 (windbreaker serta jaket kain), sarung tangan dan kaos kaki biasa aja tetapi seperti itu saja masih terasa kedinginan padahal temen yang lain malah merasa kepanasan di dalam sleeping bag
Disinilah mulai pikiran membayangkan yang bukan-bukan, takut gejala hippo yang kalau dipaksakan muncak malah kuatir bisa lebih parah, kuatir fisik tidak menunjang karena kurang tidur dan macam-macam perasaan berkecamuk di pikiran
Tepat pukul 1.00 pagi semua sudah bangun dan saya masih tetap tidur-tidur ayam, tidur tidak bisa nyenyak. Sempet ngomong kalau mau berubah pikiran tidak bisa muncak dengan beribu alasan diatas tetapi tetam seperjalanan memberi semangat kalau pasti bisa muncak karena jaraknya tinggal sedikit lagi
Disinilah permainan mental, saya harus bisa menyemangati diri sendiri, harus cari alasan yang super kuat agar biar bergerak karena saat itu saya masih dalam posisi dalam sleeping bag
Mulailah saya buka-buka memory otak, saya finisher BTS 102K dalam waktu 30 jam yang waktu itu sepanjang perjalanan saya kehujanan basah terus dan saya akhirnya bisa finish
Saya pernah kena gejala hypo sewaktu summit di Gunung Gede Pangrango dan kalau dibandingkan dengan kondisi saat ini ternyata kondisi saat ini masih belum apa-apa jadi harusnya aman
Akhirnya saya putuskan untuk keluar tenda mengecek kondisi diluar karena kalau dalam tenda terus sudah bisa dipastikan bakal kedinginan tetapi kalau saya bergerak terus, paling juga di awal saja kedinginan, nanti setelah beberapa menit pasti sudah normal lagi suhu tubuh karena tubuh kita akan menyesuaikan dengan kondisi sekitar
Ternyata kondisi di luar tidak ada angin, galaksi Bimasakti terlihat cantik di langit jadi artinya aman sekali pagi ini dan langsung saya putuskan untuk berangkat pendakian puncak Semeru sesuai rencana awal
Semua persiapan untuk summit sudah siap di vest jadi tinggal pakai sepatu aja. Di luar tenda saya pemanasan terus sambil menunggu yang lain mempersiapkan diri untuk pendakian puncak Semeru
Beberapa kali melakuak gerakan jumping jack, gesek-gesekin tangan ke telinga biar hangat, mondar-mandir sekitar tenda sekedar buat hangatin badan
Akhirnya tepat 1.30 pagi setelah kami berdoa, kami bertiga mulai jalan menembus gelapnya malam
Jarak ke puncak sih gak jauh, hanya 3 km aja tetapi dengan kontur jalur berpasir dengan batu-batuan kecil, sudah bisa dipastikan setiap sekali nanjak bakalan merosot 3x, begitu terus di ulang-ulang sampai ke puncak
Perjuangan sesungguhnya ke puncak adalah di batas vegetasi, batas antara hutan dengan lereng pasir, sangat menguras tenaga banget
Di ketinggian diatas 3000 Mdpl, oksigen berubah tipis jadi bikin susah nafas, kepala bisa pusing, hidung terasa pilek susah nafas ditambah lagi harus berjuang menahan terpaan angin di puncak
Disinilah kemampuan otot seluruh badan di paksa bergerak maksimal, perjalanan nanjak tidak bisa sekaligus karena tubuh harus pelan-pelan beradaptasi dengan ketinggian dan kalaupn harus berhenti untuk mengatur nafas juga tidak boleh terlalu lama karena udara sangat dingin sekali ditambah terpaan angin
Sebagai informasi, beberapa Gear atau peralatan untuk summit harus ada seperti ini
- Vest yang ringan
- Sarung tangan tebal dan idealnya waterproof biar tidak basah kena embun atau kena hujan
- Jaket windbreaker untuk lari sebetulnya cukup asalkan kita bergerak terus tetapi kalau harus sering berhenti, jaket ini bisa bikin tambah dingin kena angin jadi baiknya pakai jaket yang ringan dengan spesifikasi anti air, anti angin
- Sepatu harus ditambah gaiter, tidak harus gaiter tinggi sampai bawah lutut, gaiter yang kecil aja sudah cukup
- Kaki terlindungi pakai celana panjang yang ringan, bisa yang sering dipakai lari atau buat daki gunung
- Kepala yang harus terlindungi adalah bagian telinga karena peka hawa dingin jadi pakai harusnya buff yang biasa aja cukup tetapi kalau kena keringat jadinya basah dan malah dingin. Idealnya pakai penutup kepala yang tipis yang bisa menutup semua kepala
- Trekpole jadi alat wajib karena sangat membantu biar bisa efektif bergerak tetapi tanpa trekpole-pun juga bisa, banyak yang nggak pakai
- Helm seperti buat caving atau sepeda yang modelnya tertutup bisa jadi optional karena batu-batunya rawan longsor dan kepala kalau kena batu kecil dari atas udah pasti bocor