IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Sepanjang April Potensi Cuaca Ekstrem Masih Menghantui Pemudik

Avatar of Redaksi
Yoga Sambodo, Kepala Stasiun meteorologi Ahmad Yani BMKG Semarang. (Ahmad/kabarterdepan.com)
Yoga Sambodo, Kepala Stasiun meteorologi Ahmad Yani BMKG Semarang. (Ahmad/kabarterdepan.com)

Semarang, kabarterdepan.com – Kondisi cuaca bulan April di wilayah Jawa Tengah (Jateng), termasuk Kota Semarang dan sekitarnya, diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah memasuki periode peralihan /pancaroba, yakni dari musim hujan ke musim kemarau.

Namun, di saat masa peralihan ini, karakteristik cuacanya dapat dimungkinkan masih terjadi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, hujan es dan disertai angin kencang, kilat maupun petir.

Responsive Images

Hal tersebut dikemukakan Yoga Sambodo, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Ahmad Yani Semarang, seusai mengikuti Salat Idul Fitri 1445 H di Masjid Balai Kota Semarang, Rabu (10/4/2024).

“Data yang kami kumpulkan cuaca ekstrem sering terjadi pada sore hingga awal malam hari. Secara umum, hujan ringan hingga sedang masih akan ada, dan potensi hujan lebat durasi singkat. Tapi krusial, tidak menutup kemungkinan juga cuaca ekstrem sampai menjelang tengah malam hari yang akan disertai kilat dan petir,” paparnya.

Selain itu, lanjutnya, muncul bibit siklon tropis 96 S di Samudra Hindia sebelah selatan Sumba, yang secara langsung ataupun tidak langsung berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem di Jawa terutama peningkatan angin kencang.

Yoga menekankan, karena cuaca ekstrem akan muncul pada sore hingga awal malam, bagi pemudik yang akan pulang ke kampung halaman, terutama ke Jawa dan menempuh jalur darat, diimbau untuk menghindari perjalanan di waktu tersebut.

“Karena ada potensi hazard atau gangguan diperjalanan, sehingga punya resiko membahayakan. Lalu, menghindari daerah perbukitan yang rawan longsor, dan jika turun hujan tidak berteduh di bawah pohon yang tua dan rawan tumbang,” imbuhnya.

Sedangkan, untuk titik genangan air di beberapa daerah juga masih berpotensi ada imbas cuaca ekstrem.

“Misalnya di wilayah Genuk, Mangkang dan daerah kerap banjir lainnya,” pungkasnya. (Ahmad)

Responsive Images

Tinggalkan komentar