IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Posisi Pers Jelang Tahun Politik Menurut Dewan Pers

Avatar of Nanda
tahun politik
Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers, Yadi Hendriana

NASIONAL, KabarTerdepan.com – Jelang tahun politik di pesta demokrasi, peran media memegang peran krusial. Apalagi, media yang diakui oleh Dewan Pers, seperti media cetak, media online maupun media elektronik. Maka, beberapa waktu sebelum pemilihan umum (Pemilu) resmi bergulir, penting kiranya diketahui bagaimana posisi media sebelum, saat dan setelah pesta demokrasi selesai.

Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers, Yadi Hendriana mengatakan sebuah kewajaran bila suasana menghangat jelang tahun politik. Karena hal itu tidak hanya dialami di Indonesia, namun juga terjadi di negara-negara lain.

Responsive Images

“Menjelang tahun politik, kalau sedang menghangat suhu demokrasinya itu adalah biasa. Negara-negara lain juga seperti itu. Baik negara seperti Amerika maupun negara-negara Eropa. Jadi, wajar saja,” kata Yadi dalam akun Youtube Dewan Pers Official yang diunggah pada Senin (5/6/2023) lalu.

Sementara itu, Yadi turut menambahkan, pers pada Pemilu 2014 dan 2019 mendapat ujian untuk menelurkan karya-karya jurnalistik yang berkualitas. Terlebih, pada dua Pemilu tersebut dunia pers harus berhadapan dengan informasi yang tersebar di media sosial.

Lalu, pada tahun politik Pemilu 2019, lanjut Yadi, pers ternyata dalam kondisi yang memprihatinkan. Menurutnya, pers terbelah dan cenderung berpihak pada satu sisi saja. Sehingga masyarakat menjadi terpecah. Yadi mengambil contoh saat digelarnya hitung cepat Pemilu (quick count). “Misalnya ada satu media menayangkan quick count yang memenangkan calon A, sedangkan media yang lain memberitakan quick count dengan memenangkan calon B,” beber alumni Magister Ilmu Politik ini.

Maka, idelnya sebuah media menayangkan hasil quick count secara berimbang, tanpa berpihak pada salah satu calon. “Semua hasil quick count harusnya ditayangkan semua. Dengan ditayangkan semua, masyarakat akan menjadi tahu,” tandas Yadi.

Yadi juga membahas tentang intimidasi yang diterima oleh pers. Pada tahun politik Pemilu sebelumnya, pernah terjadi intimidasi berupa pengrusakan alat siar yang dimiliki oleh media televisi lokal. “Bahkan, alatnya dirusak saat sedang live siaran. Sampe segitu parahnya,” terang Yadi.

Maka, Yadi berpesan kepada seluruh insan pers bahwa karya-karya yang telah dihasilkan dalam dunia jurnalistik itu akan dipertanggungjawabkan hingga di hari akhir kelak. “Maka, pastikan membuat berita yang betul-betul terklarifikasi dan terverifikasi,” tukasnya.

Responsive Images

Tinggalkan komentar