Surabaya, KabarTerdepan.com – Gubernur Jatim (Jawa Timur) Khofifah Indar Parawansa mengajari Aila cucunya, bercocok tanam bibit Golden Melon varietas Alisha F1 di Green House di halaman Masjid Al Akbar Surabaya (MAS), Kamis (29/6/2026). Hal itu dilakukan seusai salat Idul Adha di MAS.
Green house yang berdiri di atas lahan seluas 11 x 26 meter itu saat ini terdapat dua varietas Golden Melon. Untuk yang siap panen, ada varietas Ranggipo RZ. Sedangkan, varietas lainnya ialah Alisha F1 yang bisa dipanen dalam kurun waktu 60-70 hari setelah tanam (hst).
Aila tampak sangat bersemangat menanam bibit Golden Melon tersebut. Bahkan Ia menanam hingga tiga kali.
“Memang Aila ini sangat suka berkebun. Biasa hari Sabtu dan Minggu sering diajak ibunya untuk eduwisata seperti ini,” kata Gubernur Jatim Khofifah.
Bersama sang cucu tercinta, Gubernur Khofifah juga memanen melon varietas Ranggipo RZ. Bukan hanya memanen tapi ia juga mencicipi hasil panenannya.
“Ayo Aila, ini ada yang besar dan sudah siap dipanen,” ajaknya Khofifah sambil memotong salah satu melon yang siap panen.
“Rasa Melon ini juga terasa manis dan krenyes-krenyes ,” imbuhnya.
Menurut Khofifah, budidaya golden melon yang dilakukan di MAS bisa menjadi contoh bagaimana mengembangkan sektor agrikultur modern di lahan terbatas. Sehingga para pelajar, mahasiswa maupun pengunjung MAS dapat menjadikan Green House ini sebagai sarana belajar pertanian milenial.
“Jadi ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat, bagaimana kita bisa menanam berbagai tanaman holtikultura berbasis milenial,” ujarnya.
Menurut Khofifah mencoba menanam di pekarangan rumah, tidak harus melon bisa terong, cabai atau tomat. “Bahkan jeruk ad di Masjid Al Akbar Surabaya ini†terangnya.
Khofifah selaku Gubernur Jatim menjelaskan dengan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk ditanami produk hortikultura, tentunya ini bisa menjadi sumber income bagi kesejahteraan masjid. “Begitu pula jika di tanam di pekarangan keluarga,†ujanya.
Gubernur Jatim Khofifah juga mengajak masyarakat yang tengah beribadah untuk menyempatkan berkunjung di Green House MAS. Karena, bisa menjadi sarana rekreasi sekaligus belajar pertanian milenial.
“Eduwisata ini terbuka untuk umum. Namun diutamakan bagi anak-anak. Agar mereka lebih menghargai hasil pertanian,” ujarnya.(*)
