IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Angka Pengangguran di Jawa Tengah Turun

Avatar of Redaksi
Dadang Hardiwan, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah. (Ahmad/kabarterdepan.com)
Dadang Hardiwan, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah. (Ahmad/kabarterdepan.com)

Semarang, Kabarterdepan.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) turun.

Hal itu berdasar Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Maret 2024, yang mencatat jumlah orang bekerja melonjak 0,45 juta orang menjadi 20,41 juta orang. Sementara, pengangguran turun 0 dibagi 17 juta orang menjadi 0 dibagi 94 juta orang.

Responsive Images

Demikian diungkapkan Kepala BPS Provinsi Jateng Dadang Hardiwan, di kantornya, Selasa (7/5/2024).

Menurutnya, Sakernas dilakukan untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan di suatu daerah, pada kurun waktu satu tahun terakhir.

Dari survei ini, beber Dadang, diperoleh simpulan jumlah angkatan kerja mencapai 21,35 juta orang. Sementara itu, jumlah orang bekerja naik dan penganggur atau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jateng makin turun, angkanya mendekati catatan TPT sebelum pandemi Covid-19.

Pada Maret 2023 jumlah orang bekerja 19,96 juta orang. Jumlah ini mengalami peningkatan 0,45 juta orang menjadi 20,41 juta orang bekerja, pada Maret 2024.

“Sepanjang periode Maret 2023, hingga Maret 2024, terjadi penyerapan tenaga kerja di Jateng sebanyak 0,45 juta orang menjadi 20,41 juta orang. Perekonomian yang menggeliat menunjukkan kondisi ketenagakerjaan yang semakin baik. Ini ditunjukkan angka pengangguran turun 0,17 juta orang menjadi 0,94 juta orang pada Maret 2024,” papar Dadang.

Catatan BPS Jateng, pada Maret 2020 angka pengangguran di Jateng berjumlah 0,80 juta jiwa (4,20 persen), pada Maret 2021 meningkat jadi 1,12 juta jiwa (5,96 persen).

“Tren TPT terus menurun. TPT Maret 2024 mendekati sebelum pandemi sebesar 4,39 persen ini, menimbulkan sentimen positif membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Jateng,” tuturnya.

Sementara itu, lanjut Dadang, bila dilihat dari tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), perempuan lebih banyak mendominasi dibanding laki-laki.

“Selama setahun terakhir, peningkatan TPAK penduduk perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. TPAK laki-laki turun 1,41 persen poin, dibanding Maret 2023 menjadi 84,13 persen. Sementara TPAK perempuan meningkat 1,18 persen poin menjadi 60,30 persen,” jelas Dadang.

Bila dilihat dari lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak, didominasi sektor pertanian. Namun demikian, pada kurun Maret 2023 sampai Maret 2024, ada tiga lapangan usaha yang mendominasi serapan tenaga kerja.

“Sektor akomodasi dan makan minum menyerap 153 ribu orang, sektor administrasi pemerintahan 120 ribu orang, dan jasa lainnya 109 ribu orang,” pungkasnya. (Ahmad)

Responsive Images

Tinggalkan komentar