IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Wamenparekraf: 3 Tantangan Sport Tourism

1706434639181
Pelantikan pengurus DPD ISSITA Jatim oleh Ketua Umum DPP Isyak Meirobie disaksikan Wamenparekraf Angela Tanoesoedibyo (duduk). (Redaksi Kabarterdepan)

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Indonesia, Angela Tanoesoedibjo menegaskan untuk meningkatkan sport tourism ada 3 tantangan yang harus diperhatikan.

Pertama, harus memanfaatkan infrastruktur yang ada semaksimal mungkin. Putri konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini mencontohkan Sirkuit Internasional Mandalika.

Responsive Images

“Pemerintah telah membangun banyak infrastruktur kelas dunia terkait sport tourism. Seperti Moto GP ada lintasan yang harus kita kerja samakan untuk memanfaatkan. Jangan cuma akhirnya (event) setahun sekali, tapi sekarang mulai banyak event race kecil, dan komunitas mobil yang menggunakan,” ujar perempuan kelahiran 23 April 1987 itu.

Hal itu disampaikan usai pelantikan pengurus DPD Indonesia Sport and Special Interest Tourism Association (ISSITA) Jatim yang diketuai Rony Candra, di Oakwood Hotel and Residence, Surabaya, Minggu (28/1/2023).

Kedua, kata Angela, harus meningkatkan standar pelaksanaan event sport sampai skala kecil sehingga naik kelas. Untuk meningkatkan sarana dan prasarana harus dilakukan dengan bekerja sama.
Bila event masuk jaringan nasional akan menarik atlet dari luar negeri mengikuti event sport di Indonesia.

1706434934334
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo saat sambutan pada pelantikan pengurus DPD ISSITA Jatim. (Redaksi Kabarterdepan)

“Contoh sekarang banyak lomba lari di seluruh Indonesia. Pelari-pelari internasional biasanya punya goal harus mengikuti lomba di negara mana saja. Bila kita masuk jaringan internasional bisa memperluas pasar, komunitas, ekosistem kita,” jelas ibu dua anak.

Mantan Editor in Chief HighEnd Magazine ini menyebutkan langkah kedua, mempromosikan sport tourism itu sebagai life style masyarakat Indonesia.

“Olah raga bagus untuk kesehatan dan tentu sport tourism ini baik untuk pertumbuhan pariwisata. Kita promosikan bersama sport tourism sebagai life style. Jadi hal positif yang kita berikan ke masyarakat Indonesia,” ujar Mbak Wamen, panggilan akrabnya.

Gelar Event Perlu Kolaborasi

Sementara itu, Ketua Umum DPP ISSITA Isyak Meirobie mengkritisi banyak pemerintah daerah mengadakan event tidak dikolaborasikan. Idealnya bila digabung akan berdampak luar biasa terhadap wisatawan dan mendongkrak ekonomi Indonesia.

“Contohnya, Dinas Pemuda Olahraga membuat lomba maraton, dua hari lagi dinas UMKM membuat bazar UMKM dan kemudian 3 hari lagi dinas pariwisata membuat pameran Ekraf. Kegiatan yang terpisah kurang mengenai sasaran,” papar Isyak Meirobie.

Bila 3 event itu digabung menjadi satu, lanjut Isyak Meirobie, maka wisatawan yang datang akan melihat potensi acara olahraga tersebut. “Atletnya tidak pulang, bisa mengeluarkan uang lebih banyak, mereka bisa shopping dan bisa long of stay,” ujarnya.

Menurut Isyak Meirobie ISSITA bertugas menyadarkan dan memberi pencerahan kepada pemerintah daerah. “Jika ini dirajut, maka potensi PAD-nya yang masuk akan lebih besar. Caranya, kita duduk bersama dan kita beri formulasinya,” ujarnya.

Mengenai target ISSITA di Jatim, dia menjelaskan ISSITA akan mendata potensi yang menonjol. Misal ada pengunungan maka wisata olahraganya, offroad, dan hiking.

“Kemudian data itu, akan kami rajut, sponsorship dari mana, kota mana dan akan dilihat potensi wisatawannya. Kami akan bantu untuk promosikan bersama Menparekraf,” jelasnya.

Selama ini ISSITA sudah berkolaboratif di berbagai daerah, seperti di Riau, Belitung, Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

“Kami kegiatan, di Belitung dari Australia kirim 30 orang untuk ikut lari, dan banyak wisata domestik,” ujarnya.

Isyak Meirobie mengatakan kegiatan ISSITA berjalan lancar asal dikelola dengan baik dan mendapat support dari pemerintah daerah.

Bukan dari angggaran, tapi dari akses untuk memberikan formulasi bagaimana membuat kegiatan yang dampaknya lebih besar dan positif.

“Kami akan bangun sistem, jika kami membuat event dengan anggaran yang dikeluarkan oleh APBD maka akan kami filter, sehingga ber impact positif dan tepat sasaran,” jelasnya.

Ia menyebut banyak orang tidak paham, bila menggelar kegiatan sport tourism tidak boleh berdiri sendiri. Besoknya harus ada kolabroasi dengan kegiatan olahraga.

“Untuk kegiatan sport tourism memang harus bareng-bareng. Contoh di Surabaya kulinernya yang terkenal rawon dan soto. Kita gelar festival rawon dan soto. Setelah itu harus ada kegiatan olahraganya,” katanya. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar