Kota Mojokerto, KabarTerdepan.com – Upaya modernisasi dan pengelolahan arsip lebih efisien, Dinas Keperpustakaan dan Kearsipan Kota Mojokerto menargetkan digitalisasi sebanyak 20.000 arsip. Target tersebutu kemudian dapat direalisasikan 100 persen bulan juni 2023.
“Prioritas digitalisasi Tahun ini fokus di arsip buku induk siswa, dari SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3 Kota Mojokerto. Arsip buku induk siawa ini dari buku Tahun 2018 sudah 100 persen. Untuk Tahun depan kita akan menargetkan SMPN 4, SMPN 5, SMPN 6, SMPN 7, SMPN 8, dan SMPN 9. Dikarenakan adanya efisiensi anggaran,” ujar Kabid Pengelolahan Kearsipan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Mojokerto Wiwik Ulipa kepada wartawan kabarterdepan.com. Jumat, (22/9/2023).
Selain arsip buku induk siswa, imbuh Wiwik, arsip dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga berhasil diarsipkan dan selesai pada Tahun 2022. Hingga saat ini Tahun 2023 total arsip yang telah di digitalisasi Dinas Kearsipan Mencapai hingga 78.125.
Untuk semua arsip pemerintah dan OPD dialihkan ke media dalam format digital dan disimpan di database bidang kearsipan di Dinas Perpustakaan Kota Mojokerto.
“Pihak kami berupaya untuk memberikan sosialisasi soal kearsipan dan tata kelolanya, harapan kami arsip yang ada di OPD bersangkutan sudah tertata dengan baik sebelum diserahkan kepada dinas arsip,” tambahnya.
Menurut Wiwik pengelolahan arsip sistematis dan praktis sangat diperlukan, karena digitalisasi menjadi salah satu solusi efektif di saat ini. Pertumbuhan yang sangat cepat dalam kegiatan pembangunan telah meningkatkan volume arsip.
Selain program digitalisasi arsip buku induk siawa, Dinas Kearsipan Kota Mojokerto juga melaksanakn digitalisasi buku arsip tanah leter C sejak Tahun 2018. Untuk arsip buku tanah leter C Kota Mojokerto masih belum rampung hingga saat ini dari Tahun 2018. Dikarenakan ada salah satu buku tanah warga di kelurahan Kota Mojokerto yang hilang. Selain itu ada juga yang tidak mau dialih mediakan.
“Untuk arsip digitalisasi buku tanah leter C masih belum selesai hingga saat ini. Dikarenakan masih ada buku tanah warga yang hilang dan tidak mau dialih mediakan,” pungkas Wiwik. (erik)
