IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Beda dengan Sebelumnya, Anies Vs Prabowo Saling Setuju di Debat Capres Kelima

Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dalam debat capres kelima, Minggu (4/2/2024). (Tangkapan layar YouTube KPU RI)
Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dalam debat capres kelima, Minggu (4/2/2024). (Tangkapan layar YouTube KPU RI)

Jakarta, kabarterdepan.com – Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto tidak banyak bertentangan dalam mengeluarkan ide dan gagasan dalam debat capres kelima yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/2/2024) malam.

Beda dengan dua edisi debat capres sebelumnya yang menyuguhkan saling sindir dan kritik antara Anies dan Prabowo, di debat kelima ini hal itu tidak terjadi.

Responsive Images

Anies melontarkan pertanyaan yang tidak tendensius, demikian pula Prabowo Subianto yang mampu mengontrol emosinya.

Hal ini terlihat saat Prabowo bertanya kepada Anies mengenai Indonesia yang kekeurangan dokter sehingga menurut Prabowo ada langkah darurat yang dilakukan pemerintah, yakni mengirim 10.000 anak Indonesia ke luar negeri untuk belajar kedokteran dan STEM sebagai langkah darurat untuk mengatasi kesulitan jumlah dokter di Tanah Air.

Awalnya Prabowo Subianto bercerita soal kekurangan dokter di salah satu rumah sakit di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.

“Kita kekurangan 140 ribu dokter. Sebagai contoh, di Atambua ada satu rumah sakit, yang seharusnya ada 16 dokter, dokternya hanya satu orang,” ujar Prabowo saat segmen kelima.

Menurut Prabowo, pemerintah harus melakukan tindakan darurat dengan mengirim ribuan anak Indonesia belajar kedokteran di luar negeri.

“Pemerintah saya kira harus ambil tindakan-tindakan yang cukup darurat dan untuk itu menurut kami, kita harus ambil langkah-langkah berani mengirim sebanyak mungkin,” ujar Prabowo.

Kemudian, Anies menjawab bahwa setuju dan tidak mempermasalahkan rencana tersebut, tetapi dengan catatan beasiswa yang diberikan berdasarkan data yang tepat.

Pada kesempatan itu Anies juga menyarankan opsi lain agar profesor dari luar negeri didatangkan ke Indonesia. Ide Anies itu langsung diterima Prabowo.

“Saya setuju juga mengundang profesor-profesor untuk mengajar di kita. Dan saya usulkan dari 92 fakultas kedokteran, kita tingkatkan menjadi 300 fakultas kedokteran. Jadi, saya kira usul Pak Anies baik juga mengundang profesor ke Indonesia,” pungkasnya. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar