IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Awas, 2,7 Persen Penderita Kardiovaskular Aparat Pemerintah

WhatsApp Image 2023 09 29 at 08.01.41 1
Gubernur Khofifah mengatakan kunci agar jantung tetap sehat, adalah tubuh harus bergerak aktif, menghindari makanan yang tidak sehat, serta menghindari duduk terlalu lama. (Humas Pemprov Jatim)

Surabaya, KabarTerdepan.com-Penyakit jantung (kardiovaskular) sangat berbahaya. Sebanyak 651.481orang di Indonesia meninggal dunia karena penyakit tersebut. Prevalensi pada perempuan 1,6 persen lebih tinggi daripada laki-laki 1,3 persen. Berdasarkan profesi 2,7 persen penderita kardiovaskular ini aparat pemerintah
meliputi PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD.

Hal itu disampaikan Gubernur Jatim Khofifah pada peringatan Hari Jantung Sedunia di Gedung Negara Grahadi, Jumat (29/9/2023).

Responsive Images

Gubernur Khofifah mengatakan kunci agar jantung tetap sehat, adalah tubuh harus bergerak aktif, menghindari makanan yang tidak sehat, serta menghindari duduk terlalu lama. Karena, kondisi seseorang yang jarang bergerak bisa membuat jantung menjadi tidak sehat.

“Pada Peringatan Hari Jantung Sedunia ini, saya mengajak agar masyarakat menyayangi Jantung melalui pola hidup sehat dan aktif bergerak. Pola makan yang sehat dan aktif bergerak menjadi kunci sehat menyayangi jantung kita,” ungkapnya.

Pola hidup sehat dan aktif bergerak, lanjut Khofifah merupakan salah satu cara preventif mengatasi dan mencegah penyakit jantung. Seperti mengonsumsi buah-buahan dan sayur menjadi hal penting disamping melakukan olahraga secara rutin.

“Saya selalu menyempatkan diri untuk berolahraga sebelum memulai aktivitas. Berjalan pagi berkeliling Grahadi sampai bersepeda. Bahkan ketika saya melepas acara gowes di mana pun, saya juga ikut gowes bersama seluruh peserta,” katanya.

“Jadi memang hidup sehat ini harus kita biasakan. Mungkin memulainya memang berat, tapi kalau sudah terbiasa, kita akan merasakan bagaimana manfaatnya sangat luar biasa untuk tubuh kita,” imbuhnya.

Gubernur Khofifah mengatakan, penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia (global threat). Tidak hanya itu, kardiovaskular masih menjadi penyakit yang menyebabkan kematian nomor satu di seluruh dunia.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Kematian di Indonesia akibat penyakit Kardiovaskular mencapai 651.481 penduduk per tahun. Terdiri dari stroke 331.349 kematian, penyakit jantung koroner 245.343 kematian, penyakit jantung hipertensi 50.620 kematian, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

“Berdasarkan data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung di Jawa Timur dengan prevalensi sebesar 1,5%. Ini harus kita tekan agar kasus tidak semakin meningkat,” tegasnya.

Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi penyakit jantung lebih tinggi pada perempuan (1,6%) dibandingkan pada laki-laki (1,3%). Sedangkan jika dilihat dari sisi pekerjaan, ironisnya penderita penyakit jantung tertinggi terdapat pada aparat pemerintahan, yaitu PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD dengan prevalensi 2,7%.

Begitu pula, jika dilihat dari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih banyak menderita penyakit jantung dengan prevalensi 1,6% dibandingkan penduduk perdesaan yang hanya 1,3%

Untuk menurunkan penyakit jantung di Jatim, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim melalui Dinas Kesehatan terus melakukan pencegahan kasus baru. Di antaranya berfokus pada pemberian informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang perilaku hidup sehat serta deteksi dini.

Hal itu dilakukan melalui Kegiatan Kampanye GERMAS (Gerakan Masyarakat hidup sehat) sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017, yang terkait penyakit tidak menular adalah kegiatan deteksi dini, peningkatan aktivitas fisik serta konsumsi buah dan sayur.

Kemudian Kampanye GENTAS (gerakan nasional pengendalian obesitas) dengan menyosialisasikan agar menjaga berat badan ideal (IMT ≤25 kg/m2, Lingkar Perut laki-laki <90 cm, Lingkar Perut perempuan <80 cm). Serta mengajak masyarakat melakukan perilaku CERDIK yaitu Cek kesehatan secara berkala (pemeriksaan TD, GD, IMT dan LP minimal 1 tahun sekali).

“Dan yang tak ketinggalan adalah menjaga masyarakat dari asap rokok melalui penerapan kawasan tanpa rokok mulai dari desa tanpa rokok, sampai dengan rumah tanpa rokok. Serta mengajak masyarakat untuk rajin melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit per hari dan pola makan isi piringku. Dan jangan lupa istirahat yang cukup,” tegasnya.

Sebagai informasi, Peringatan Hari Jantung Sedunia merupakan momentum untuk mendukung enam pilar transformasi sistem kesehatan tahun 2021- 2024. Salah satunya adalah transformasi layanan primer yang mencakup peningkatan pengetahuan, kesadaran dan pemahaman yang baik bagi masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit jantung di Indonesia.

“Selamat Hari Jantung Sedunia Tahun 2023, mari lebih mencintai dan menyayangi Jantung kita melalui pola hidup sehat dengan aktif bergerak,” ujarnya. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar