IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Bupati Mojokerto Ungkap Pengalaman dan Filosofi Tari Bedoyo Putri Mojosakti

Tari Bedoyo Putri Mojosakti
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati (tengah) sedang membawakan tarian Bedoyo Putri Mojosakti (Muzakki/KabarTerdepan.com)

Kabupaten Mojokerto, KabarTerdepan.com – Ada yang spesial di hari kedua Majafest 2023 yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto di Lapangan Kawiryan, Desa Pacing, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, jumat (4/8/2023).

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati bersama Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto Aini Zuroh dan Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Mojokerto Sulvia Triana Hapsari ambil bagian dalam pemecahan rekor MURI Tari Bedoyo Mojosakti dengan jumlah penari terbanyak 509 orang.

Responsive Images

Ketiga Srikandi di Forkopimda Kabupaten Mojokerto tersebut bergabung dengan 506 penari Bedoyo Putri Mojosakti yang merupakan pelajar dari 21 SMA-SMK di Kabupaten Mojokerto. Meski dengan usia yang tidak muda lagi, namun ketiga Srikandi itu mampu menunjukkan gerakan tari yang cukup gemulai mengikuti tarian khas Kabupaten Mojokerto tersebut.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menceritakan pengalamannya membawakan tari Bedoyo Putri Mojosakti tersebut. Ia mengaku tidak mudah membawakan tarian Bedoyo Putri Mojosakti ini. Dalam posisi telapak tangan dan jari misalnya, tangan harus benar-benar tegak lurus serta antara jari telunjuk dan ibu jari membuat gerakan melengkung.

“Tidak mudah untuk melaksanakan gerakan tarinya, karena telapak tangan ini harus benar-benar yang tegak lurus. Dan kemudian dua jari, jari telunjuk dan ibu jari ini melengkung, ini tidak mudah, sulit dan ada sensasi yang berbeda ketika dalam beberapa waktu kita harus melakukan gerakan ini sampai tarian selesai,” ujar Bupati Ikfina.

Lebih lanjut Bupati Ikfina akhirnya bersyukur karena semua pihak ikut berupaya mendukung dan berpartisipasi dengan baik dalam rekor MURI ini. Dipilihnya Tari Bedoyo Putri Mojosakti untuk ditampilkan dalam Majafest 2023 karena memang gelaran Majafest tahun ini menitikberatkan kepada budaya atraksi.

“Karena memang tema Majafest 2023 ini kita lebih ke arah budaya atraksi. Jadi memang hari ini ada tarian, ada festival bantengan, ini lebih ke arah atraksi,” beber Bupati.

Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto ini mengungkap makna tari Bedoyo Putri Mojosakti. Menurutnya, tarian ini merupakan hasil karya salah seorang guru di Kabupaten Mojokerto. Tarian ini menggambarkan tentang bagaimana peran ganda dari seorang wanita.=, yakni peran untuk negara dan masyarakat dan peran sebagai seorang perempuan secara kodrati.

Tari Bedoyo Putri Mojosakti ini juga mengambarkan posisi Wanita hebat di era kerajaan Majapahit. Ada nama Gayatri yang merupakan istri Raden Wijaya, raja pertama kerajaan Majapahit. Serta sosok Tribuana Tungga Dewi, putri Raden Wijaya yang kemudian juga pernah memimpin kerajaan Majapahit.

“Kita mengenal adanya Gayatri yang merupakan istri dari Raden Wijaya, raja pertama kerajaan Majapahit yang merupakan seseorang di balik besarnya Majapahit. Kemudian yang kedua adalah putrinya yaitu Tribuana Tungga Dewi yang juga menjadi ratu pemimpin kerajaan majapahit. Ini melambangkan bagaimana puptri-putri Majapahit itu melaksanakan tugasnya untuk bangsa dan negara tetapi tugasnya sebagai seorang perempuan, sebagai seorang ibu tetap dilaksanakan,” bebernya.

Bupati Mojokerto melanjutkan, Tari Bedoyo Putri Mojosakti ini sebagai satu bentuk penyambutan para tamu. Tarian ini nantinya dapat ditampilkan dalam berbagai kegiatan budaya karena maknanya sebagai gambaran dari putri-putri dari Kerajaan Majapahit.

“Tarian ini perlu kita kembangkan dan lestarikan karena maknanya yang sangat luar biasa. Ini menginspirasi semua yang menjadi bagian tidak terpisahkan oleh wanita, tidak hanya peran domestik, tetapi peran-peran yang di luar domestic juga. Bangsa dan negara ini membutuhkan wanita-wanita untuk tetap maju dan memberikan kontribusi yang semakin posistif dan produktif untuk kemajuan bangsa dan negara,” pungkas Bupati Ikfina. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar