IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Perang Hamas vs Israel, 260 Anak-anak Palestina Tewas

Anak-anak Palestina menjadi korban perang Hamas vs Israel. (Www.aa.com)
Anak-anak Palestina menjadi korban perang Hamas vs Israel. (Www.aa.com)

Gaza, KabarTerdepan.com – Perang antara Hamas vs Israel semakin memanas. Sekitar 300 ribu tantara cadangan Israel dikerahkan untuk mengepung jalur Gaza. Bahkan Israel sengaja menghentikan pasokan listrik, air, hingga makanan yang membuat jalur Gaza semakin terisolir.

Perang Hamas vs Israel ini bermula militan Hamas menyerbu kota-kota di Israel dalam serangan tak terduga, Sabtu (7/10/2023). Serangan itu diklaim menewaskan 1.200 warga Israel dan disebut sebagai serangan dengan sebutan Operasi Badai Al Aqsa yang bertujuan mengakhiri pendudukan Israel di bumi.

Responsive Images

Pasca serangan itu, Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza dengan operasi pedang besi. Targetnya menghancurkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.

Israel kemudian melanjutkan serangan udaranya di Jalur Gaza yang terkepung sepanjang malam, Rabu (11/10/2023). Api dan asap membubung memenuhi langit di kota Rafah bagian selatan, Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina mencatat Jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel di Gaza telah meningkat menjadi 900 orang. Jumlah tersebut termasuk 260 anak-anak dan 200 wanita yang tewas.

Hingga hari kelima perang militan palestina Hamas Vs Israel, jumlah korban tewas mencapai total 2.100 orang dan ribuan korban lainnya mengalami luka-luka.

Berdasarkan data Pasukan Pertahanan Israel (IDF), lebih dari 2.800 orang terluka imbas serangan Hamas. Sementara Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 4.600 orang terluka dalam serangan Israel.

Sementara itu Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, 60 persen dari korban luka-luka akibat pemboman Isarel di Gaza adalah perempuan dan anak-anak. Wakil Menteri Kesehatan di Gaza Yusuf Abu al-Reesh mengecam kondisi layanan medis di bawah standar di wilayah yang diblokade tersebut.

“60 persen dari cedera yang disebabkan oleh serangan udara Israel di Jalur Gaza berdampak pada perempuan dan anak-anak,” ujar al-Reesh dikutip dari Anadolu Agency di laman www.aa.com, Rabu (11/10/2023).

Gaza saat ini menghadapi kondisi yang mengkhawatirkan usai serangan tanpa henti dari pasukan militer Isarel hingga penutupan aliran listrik, makanan, hingga obat-obatan.
“Semua tempat tidur rumah sakit telah habis, dan obat-obatan serta pasokan medis berada di ambang kehabisan,” ujar al-Reesh.

Sebelumnya, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pun telah memperingatkan Jalur Gaza akan menghadapi bencana kemanusiaan jika tidak dibuka untuk bantuan.

“Jalur Gaza akan mengalami bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya jika koridor aman tidak dibuka untuk kedatangan bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis, makanan, dan air,” kata juru bicara UNRWA Adnan Abu Hasna.
Akibat Israel terus menutup seluruh perlintasan perbatasan dengan Jalur Gaza, maka Gaza diambang kelaparan dalam beberapa hari mendatang.

“Dalam beberapa jam mendatang Gaza akan kehabisan bahan bakar dan rumah sakit tidak dapat beroperasi lagi. Situasi yang terus berlanjut berarti Jalur Gaza akan kehilangan makanan dalam waktu dua minggu,” kata Abu Hasna. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar