IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh Menurut Mazhab Maliki, Lengkap Tulisan Arab dan Latin

WhatsApp Image 2024 03 11 at 5.06.18 PM
Ilustrasi niat puasa Ramadhan (Freepik)

Nasional, Kabarterdepan.com – Memasuki bulan suci Ramadan, umat muslim di seluruh dunia diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan. Salah satu aspek yang harus diperhatikan umat muslim dalam menjalankan puasa adalah niat.

Niat puasa Ramadan merupakan syarat sah puasa dan merupakan salah satu rukun puasa Ramadan. Ada banyak mazhab dalam Islam yang tersebar di dunia. Namun, ada 4 mazhab fikih besar yang paling banyak diikuti muslim, yaitu Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali.

Responsive Images

Menurut tiga mazhab selain Maliki, diperlukan niat yang diulang setiap hari. Namun, menurut Mazhab Maliki, cukup menjamak niat puasa sebulan di malam pertama bulan Ramadan. Oleh sebab itu, tidak perlu mengulangi niat setiap hari.

Niat puasa sebulan penuh KH A. Idris Marzuqi dalam kitab Sabil al-Huda menjelaskan lafaz niat puasa ramadan sebulan penuh:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Artinya, “Aku niat berpuasa di sepanjang Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah.”

Sebagaimana diketahui, banyak masjid dan mushala saat malam pertama Ramadhan masyarakat dibimbing oleh para tokohnya untuk bersama-sama melaksanakan niat puasa sebulan versi mazhab Malikiyyah.

Namun demikian, tuntunan tersebut bukan berarti menyimpulkan tidak perlu niat di hari-hari berikutnya. Masyarakat tetap dibimbing untuk rutin melaksanakan niat puasa setiap hari.

KH A. Idris Marzuqi dalam Sabil al-Huda menegaskan, hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi bila mana di kemudian hari lupa niat, puasanya tetap sah dan bisa diteruskan, sebab dicukupkan dengan niat puasa sebulan penuh di awal Ramadhan.

“Untuk berjaga-jaga agar puasa tetap sah ketika suatu saat lupa niat, sebaiknya pada hari pertama bulan Ramadhan berniat taqlid (mengikut) pada Imam Malik yang memperbolehkan niat puasa Ramadhan hanya pada permulaan saja. Dan adanya cara tersebut bukan berarti membuat kita tidak perlu lagi niat di setiap harinya, tetapi cukup hanya sebagai jalan keluar ketika benar-benar lupa.” (KH. A. Idris Marzuqi, Sabil al-Huda, hal. 51).

Responsive Images

Tinggalkan komentar