IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Kelompok Ibu-ibu ‘Mirasae’ Kota Mojokerto, Sulap Barang Bekas menjadi Bernilai Ekonomis

 

Ibu-ibu di Kota Mojokerto yang tergabung dalam. Kelompok Mirasae. (Erix/kabarterdepan.com)
Ibu-ibu di Kota Mojokerto yang tergabung dalam. Kelompok Mirasae. (Erix/kabarterdepan.com)

Kota Mojokerto, Kabarterdepan.com – Usia tidaklah menjadi halangan untuk berkarya. Salah satunya kelompok ibu-ibu yang berusia 50 tahun ke atas di Kota Mojokerto yang tergabung dalam komunitas Mirasae.

Responsive Images

Komunitas ini mampu mendaur ulang sampah minuman mineral menjadi karya yang sangat bagus dan unik. Komunitas Mirasae yang berada di Jalan Dieng Raya no 1, Perumahan Kedundung Indah, Kecamatan Magersari, Kelurahan Kedundung, Kota Mojokerto ini berdiri sejak tahun 2020.

Salah satu anggota Mirasae, Tri Sunarti (50) mengatakan, kelompoknya dinamakan Mirasae yang memiliki arti murah dan bagus. Meskipun bahannya dari daur ulang sampah dan murah, tapi hasil karyanya berkualitas bagus.

Tri Sunarti dan kelompoknya menggunakan bahan daur ulang dari ring gelas minuman mineral untuk dijadikan hasil karya tas, tempat minum, aksesoris gelang, dan bunga.

“Selain dari ring gelas minuman mineral, kita juga membuat kipas tangan, dompet, dan juga tas dari bahan daur ulang perca untuk souvenir,” terangnya, saat ditemuai di lokasi produksi, Kamis (07/12/2023).

Keseriusan ibu-ibu kelompok Mirasae dalam berkarya. (Erix/kabarterdepan.com)
Keseriusan ibu-ibu kelompok Mirasae dalam berkarya. (Erix/kabarterdepan.com)

Untuk kipas, dompet, dan tas, ibu-ibu ini menggunakan bahan dari kain perca yang dapat dari sisa-sisa penjait yang ada didekat rumahnya.

Tri Sunarti juga mengatakan, untuk mendapatkan bahan-bahan daur ulang tidaklah sulit. Seperti ring minuman gelas mineral, mereka dapatkan dari bank sampah yang ada di lingkungan RW nya. Dari pengumpulan barang bekas-bekas di lingkungannya itu mereka kumpulkan dan dijadikan karya daur ulang.

“Jadi selain kita membuat karya daur ulang ini juga membuat lingkungan RW kita menjadi bersih dengan adanya bank sampah,” Kata Tri Sunarti.

Tri Sunarti dan kelompoknya sudah membuat karya dari daur ulang sejak Tahun 2020 hingga saat ini. Awalnya mereka mengikuti pelatihan dari pemerintah Kota Mojokerto. Akhirnya membentuklah kelompok ibu-ibu Mirasae.

“Sekarang kita ada 4 anggota. Sebelumnya 5 anggota. Berhubung yang 1 sudah bekerja di tempat lain, jadi sekarang tinggal kita ber 4 ini,” ucap Tri Sunarti.

Dari kerajinan daur ulang tersebut, kelompok Mirasae mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah. Selain menjual produk daur ulangnya, kelompok ibu-ibu ini juga mengikuti pameran-pameran yang diadakan di Kota Mojokerto untuk memaamerkan karya daur ulangnya.

Dari barang bekas disulap jadi barang berkualitas. (Erix/kabarterdepan.com)
Dari barang bekas disulap jadi barang berkualitas. (Erix/kabarterdepan.com)

Kelompok Mirasae ini juga menerima pesanan souvenir pernikahan dan lain-lain. Selain itu juga dijual di koperasi.

“Untuk souvenir seperi kipas, dompet biasanya orang-orang pesan di kita ini 200 sampai 250. Ada juga yang sampai 300.” Jelasnya.

Pembeli hasil karya kelompok mirasae ini cukup banyak, mulai dari masyarakat lokal Mojokerto, hingga Sidoarjo, Surabaya dan daerah lainnya. Harganya dibanderol mulai Rp, 25.000 – 30.000 ribu, tergantung dari besar ukuran yang dipesan.

“Seandainya ada yang mau dibuatkan dengan harga Rp, 5000 atau Rp, 10.000 kita siap membuatkannya. Tergantung pesanannya juga. Contohnya seperti souvenir gelang dan yang kecil-kecil kita jual murah,” terangnya.

Tri Sunarti juga berpesan bagi pelaku usaha baru, terutama usaha dari bahan daur ulang, jangan putus asa jika ada kendala dalam berproses, terus semangat, ikhlas, dan sabar. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar