IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Gempa di Sumedang : Tembok RSUD Retak, 138 Rumah Rusak

Sejumlah pasien di rumah sakit dievakuasi ke tempat yang aman usai gempa Sumedang, Minggu (31/12/2023). (X @eddyroyadi)
Sejumlah pasien di rumah sakit dievakuasi ke tempat yang aman usai gempa Sumedang, Minggu (31/12/2023). (X @eddyroyadi)

Sumedang, Kabarterdepan.com – Serangkaian gempa bumi terjadi beberapa kali di Sumedang, Jawa Barat, Minggu (31/12/2023). Dalam sehari mulai siang hingga malam terjadi tiga kali gempa

Gempa pertama pukul 14.35 WIB bermagnitudo 4,1. Disusul gempa selanjutnya pukul 15.38 WIB dengan magnitudo 3,4. Terakhir pukul 20.34 WIB terjadi gempa susulan dengan kekuatan bermagnitudo 4,8. Semua gempa itu berlokasi di darat dengan lokasi yang berdekatan.

Responsive Images

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang mencatat sejumlah kerusakan akibat gempa. Dalam catatan BPBD Sumedang, gempa pada pukul 14.35 WIB merusak bangunan RSUD Sumedang. Dua ruangan Rawat Inap di rumah sakit itu mengalami retak-retak di bagian tembok dan atap.

Kerusakan yang sama juga terjadi di Ruangan Tanjung di lantai 5 dan Ruang Tulip di lantai 7 RSUD Sumedang. Atas kerusakan itu sejumlah pasien dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar, Hadi Rahmat mengatakan, setidaknya hingga Senin (1/1/2024) pukul 00.00 WIB, bangunan rumah yang rusak akibat gempa tersebut mencapai 138 unit.

“Rumah rusak 138 unit, satu fasilitas kesehatan dan empat fasilitas pendidikan,” katanya, Senin (1/1/2024).

Untuk korban, Hadi menyebut jumlah korban luka hingga saat ini sebanyak tiga orang. Para korban mengalami luka ringan dan sudah ditangani petugas medis.

“Untuk sementara masyarakat melakukan pengungsian mandiri. Untuk pendataan kerusakan masih terus di upayakan,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memaparkan, gempa Sumedang dipicu oleh sesar yang belum teridentifikasi. Gempa bumi ini mirip dengan gempa di Cianjur pada 2022 silam.

“Artinya ini mirip dengan kejadian gempa di Cianjur, ternyata dipicu oleh sesar yang belum teridentifikasi, yang akhirnya ditetapkan dengan nama Sesar Cugenang ya,” ujar Dwikorita dalam jumpa pers virtual, Senin (1/1/2024).

Dwikorita menjelaskan, gempa Sumedang termasuk kategori dangkal. Ini terlihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya. Namun demikian BMKG masih harus melakukan kajian lebih mendalam yang didukung oleh temuan data di lapangan. Ini bertujuan untuk memastikan penyebab gempa tersebut.

“Hasil analisis sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser,” pungkasnya. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar