IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Cegah Jemaah Haji Demensia di Tanah Suci, Ini Imbauan Kemenag Kabupaten Mojokerto

Avatar of Redaksi
IMG 20230607 WA0005
Manasik Haji Akbar yang Digelar Kemenag Kabupaten Mojokerto beberapa waktu yang lalu (Foto : Yunan)

MOJOKERTO-KabarTerdepan.com- Antisipasi jemaah haji mengalami demensia di tanah suci, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mojokerto menghimbau calon jemaah haji untuk mentaati pedoman yang sudah ada.

Demensia kerap dialami jemaah haji lanjut usia asal Indonesia atau lansia di tanah suci.

Responsive Images

Dikutip kabarterdepan.com dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, bahwa fenomena demensia ini dialami sejumlah jemaah haji Lansia setelah tiba di Madinah.

Dikatakan Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran, ada beberapa kasus terkait dengan jemaah haji Lansia yang mengalami demensia atau disorientasi, seperti kasus jemaah haji minta pulang saat di pesawat, kemudian ada beberapa kasus jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci masih menganggap berada di kampungnya.

Penyakit Demensia biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, disorientasi waktu, dan disorientasi orang-orang di sekitarnya.

Gejala-gejala yang bisa terlihat di awal biasanya seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami, kemudian sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya ke embarkasi atau ke Tanah Suci.

“Demensia ini merupakan fenomena jemaah haji Indonesia tahun ini karena tahun ini memang jumlah jemaah Lansia lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar dr. M. Imran.

Sementara itu Kasi PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umrah) Kemenag Kabupaten Mojokerto, M Zainut Tamam menghimbau jemaah haji melakukan tiga hal agar tercegah mengalami demensia. Pertama, jemaah haji hendaknya menjaga kesehatan, khususnya istirahat yang cukup sebelum berangkat ke tanah suci.

Kedua, jemaah haji jangan takut untuk makan dan minum bila sudah waktunya.

“Sudah ada pedoman untuk makan minum itu. Karena demensia itu bisa saja karena jemaah haji haus atau karena jemaah lapar. Kadang-kadang di pesawat jemaah takut untuk makan atau minum, takut pipis (buang air kecil) dan sebagainya. Maka iya (makan minum tepat waktu) itu salah satu edukasi,” ujarnya, Rabu (7/6/2023).

Himbauan yang ketiga, bagi jemaah haji yang termasuk kategori lansia. Maka sering-seringlah berbicara dengan jemaah lain.

“Jemaah haji yang sepuh (lanjut usia) itu harus sering diajak ngobrol. Jadi intinya jemaah tidak ada yang mengajak ngobrol itu kadang-kadang menjadi stres gitu. Iya sudah ada itu panduan-panduan untuk petugas haji,” tegasnya. Yun

Responsive Images

Tinggalkan komentar